TANGSEL DALAM SEPOTONG MIMPI

Tangsel,CitranewsIndonesia– Sang Walikota menebar senyum indah menyapa warga dengan inovasi dan kreasi tiada henti.
Pesona ramah Sang Pemimpin kota memancar dalam ruang warga di rumah –
rumah kecil indah mungil 
berjejer, tertata rapih dalam hiasan nama
lokal berpagar aneka pohon berbunga – berbuah.

Warga berkantong duduk bercengkrama di Cafe menikmati secangkir kopi
hangat dan wine merah, dalam kepulan asap rokok sembari berbicara
tentang cinta dan politik.

Warga kampung memanjakan diri
memancing dan bermain air di situ- situ berair bening dg taman dan
pohon- pohon rindang iyuh teduh.

BACA JUGA :  Satgas Pra TMMD ke-123 Pangandaran Jalinan Keakraban di Hati Warga

Para seniman dan budayawan
asyik menulis puisi dan mencipta lagu tentang sinar kecantikan Sang
Walikota sambil sesekali mengkritik langkahnya.

Para politisi
membuka jas dan safari, berbaur di bale – bale warga mencicipi singkong
rebus menghisap kretek, bercerita ttg perdebatan demokrasi dan
keadilan.

Pengusaha, kaum profesional dan birokrat,
bercengkrama di pojok- pojok resto berdiskusi tgg berbagi, memberi,
dan membangun, dalam alunan musik blues dan aroma semerbak bau parfum
wanita wanita pelayan di separuh malam.

Polisi, tentara, dan
penegak hukum, berbagi tugas menjaga alur dan alir gerak ambisi dan
obsesi warga dalam pikuk ramai padat ruang kota.

BACA JUGA :  Universitas Hein Namotemo Tobelo Terima Materi Kesehatan Bahari

Ulama,
Cendekiawan, intelektual, tak bosan memberi warna, ruh, pada lukisan
ideal ttg kota madani, mengambil jarak dari ruang kursi penguasa.

Ah, Tangsel engkau terlahir untuk berbagi dan memberi, bukan untuk mengambil, menumpuk, dan mengumpul.

Apakah aku masih tertidur dalam sepotong mimpi?
(Uten S, padepokan 2017).

Facebook Comments

Redaksi Citranews

Media Online

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *