DUA TAHUN KE DEPAN CILACAP TERANCAM KRISIS GURU

Cilacap, CitraNewsIndonessia- Kekurangan guru menjadi masalah serius
yang dihadapi oleh Cilacap., Jika ini dibiarkan, maka semakin mengancam
mutu pendidikan itu sendiri. Kekurangan guru mendominasi tingkat Sekolah
Dasar (SD) bahkan bila pemerintah tidak segera mengeluarkan solusi
tidak menutup kemungkinan dua tahun ke depan terancam krisis guru.

Hal ini dibenarkan oleh Sangidin, S.Pd, MM selaku Kepala UPT Disdikpora
Kecamatan Cilacap Tengah. Menurut dia, Cilacap kekurangan guru hingga
ribuan, di UPT Cilacap Tengah saja satu SD Negeri butuh tenaga guru tiga
orang. UPT Cilacap Tengah jumlah SD Negeri 27 ditambah 35 swasta dengan
jumlah sekolah yang masing-masing kekurangan tiga Guru maka UPT Cilacap
Tengah secara menyeluruh butuh guru sebanyak kurang lebih 200 orang.
Penyebab sekolah mengalami kekurangan guru karena banyak yang pensiun
setiap tahun 18 orang. Tapi setiap tahun belum tentu menerima guru baru.
Diruang kerjanya Sangidin menyampaikan hal ini pada media minggu lalu.

Sangidin menegaskan, guru sangatlah dibutuhkan untuk mendukung
terciptanya suasana belajar mengajar yang menyenangkan aktif dan
mencerdaskan untuk mendorong anak berprestasi secara maksimal. Guru
memiliki peranan penting dalam implementasi pengajaran kurikulum karena
guru yang berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Mengingat tiap tahun kekurangan guru maka harapannya
pemerintah harus menghadirkan guru-guru baru setiap tahun sesuai
kebutuhan.

BACA JUGA :  MANTAN BUPATI CILACAP TIDAK LAYAK DITUNTUT 9 TAHUN PENJARA

Selama ini kita patut memberikan apresiasi yang tinggi kepada guru-guru
yang mensukseskan program pendidikan dengan baik, seperti lomba tingkat
daerah sampai merancang maju ketingkat internasional dengan keikut
sertaan dalam olimpiade, sains nasional, festival lomba seni nasional,
lomba mata pelajaran dan ini tidak hanya dipertahankan tapi harus
ditingkatkan.

“kekurangan guru disebuah sekolah bisa menjadi hambatan terciptanya
pendidikan yang baik, di tambah masing-masing guru berbeda kompetensinya
sehingga hasilnya pun pasti berbeda juga. Kita melakukan pembinaan yang
dimulai dari gugus paling bawah dan lanjut tinggkat kecamatan, sehingga
lebih mudah dalam pengawasan”, kata Sangidin.

Lanjut Sangidin, gugus harus dihidupkan sebagai pusat kegiatan bengkel
seperti trik-trik matematika yang bisa mengajarkan anak sehingga bisa
menerima, saya memahami betul digugus itu harus dimaksimalkan supaya
mereka yang belum paham menjadi paham. Kompetensi mutu adalah tuntutan
yang harus dicapai oleh sekolah maka kita punya enam gugus masing-masing
gugus terdiri dari lima sampai enam sekolah yang dikomandani satu orang
pengawas disetiap gugus, hasilnya dapat dilihat saat proses nilai
ulangan akhir semester memuaskan atau tidak.

BACA JUGA :  Ditengah Hujan Lebat Antusias Masyarakat Tidak Surut Mengikuti Vaksin Dosis ke Dua

Hal ini tidak main-main karena setiap gugus dimintai potensi yang
betul-betul maksimal dan evaluasi terus menerus dengan turun ke lapangan
untuk memastikan apakah proses belajar mengajar terlaksana sesuai apa
yang sudah menjadi program, nanti akan menjadi kesimpulan apakah setiap
gugus-gugus memiliki unggulan apa tidak kalau belum ada maka menjadi
catatan untuk di evaluasi ulang.

Sedangkan tingkat partisipasi adalah keterlibatan siswa dalam menyikapi,
memahami, mencerna materi yang disajikan dalam proses belajar.
Bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakan
tugasnya dengan baik maka hasil pembelajaran tidak akan memberikan hasil
yang memuaskan. Selain membuat gugus, juga dijabarkan ada empat poin
untuk mengembangkan potensi anak yang di mulai di usia dini yaitu, anak
harus beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dua akhlak, 
ketiga sehat, cakap, kreatif, mandiri, keempat menjadikan warga
Indonesia yang demokratif dan bertanggung jawab.(YOS)

Facebook Comments

Redaksi Citranews

Media Online

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *