Libatkan Paguyuban Orangtua Untuk Pantau Keberhasilan Belajar Siswa di MIN 1 Cilegon

Libatkan Paguyuban Orangtua Untuk Pantau Keberhasilan Belajar Siswa di MIN 1 Cilegon

CILEGON,Citranewsindonesia –
Keberhasilan
belajar siswa tidak hanya menjadi tanggungjawab guru saja, melainkan
juga orangtua. Ini yang menjadi perhatian kepala MIN 1 Cilegon, Suhardi 
sebagai
salah
satu dari 18 sekolah mitra LPTK-USAID PRIORITAS Banten. Dia membentuk
paguyuban orangtua tiap kelas. Paguyuban orangtua melalui pertemuan
terbuka antara orangtua dengan guru wali kelas
dilaksanakan setiap dua bulan sekali dengan tujuan untuk berbagi
pengalaman dan diskusi mengenai keberhasilan pembelajaran siswa di
kelas.
Suhardi
menuturkan bahwa pagayuban orangtua yang didirikan di tiap kelas sangat
berkontribusi dalam memberikan ide dan bantuan operasoinal bagi
kemajuan madrasah. “Saya menyadari peran penting
paguyuban orangtua tidak hanya untuk kepentingan kemajuan madrasah saja
tetapi juga meringankan beban orangtua dalam mengevaluasi keberhasilan
pembelajaran setiap siswa. Guru pun senang adanya paguyuban orangtua
karena meringankan beban mereka untuk meningkatkan
keberhasilan pembelajaran siswa,” tambah Suhardi.
Ernawati
adalah seorang ibu yang menjadi bagian dari paguyuban orangtua yang
didirikan di tiap kelas di MIN 1 Kota Cilegon. Pagi itu, ia datang
memenuhi undangan pertemuan pagayubuan orangtua
yang biasa diselenggarakan setiap dua bulan sekali. Selama dua jam,
Erna dan sejumlah orangtua yang hadir tampak berdiskusi di aula
pertemuan bersama guru wali kelas. Mereka mendiskusikan berbagai hal
yang menyangkut hasil pembelajaran siswa di kelas dan solusi
yang perlu dilakukan untuk mengatasi persoalan belajar di rumah.
Masing-masing orangtua terlihat bersemangat membagikan pengalaman mereka
di rumah saat mendampingi siswa belajar.
Erna
berkata “Secara khusus, wali kelas sudah mengetahui peta persoalan
setiap siswa. Setiap persoalan yang dialami siswa harus dikomunikasikan
kepada orangtuanya. Melalui pertemuan semacam
ini, saya selaku orangtua diajak berpikir dan mencari solusi
pembelajaran yang dihadapi putra-putri di rumah.”
Kebetulan
topik pertemuan tersebut adalah mencari solusi bagi siswa yang tidak
mampu memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM dijadikan
dasar patokan nilai terendah dalam penilaian
peserta didik. Jika siswa mampu mendapatkan nilai di atas KKM maka
dianggap telah berhasil menguasai kompetensi yang dipelajarinya.
Sebaliknya bilamana ditemukan siswa mendapatkan nilai di bawah KKM
berarti perlu ada perbaikan. Perbaikan ini memerlukan peran
serta orangtua agar siswa berhasil mencapai target.
Lanjut
Erna “Diskusi antara wali kelas dengan wali murid seperti pertemuan
tadi misalnya membicarakan tentang kegiatan belajar anak terutama anak
yang mampu dan tidak mampu memenuhi KKM. Contohnya
ada siswa yang berada di bawah KKM. Guru wali kelas bertanya apa sebab
persoalan yang dihadapi siswa dan kemudian orangtua juga berpikir
bagaimana caranya agar KKM-nya mencapai target misalnya mendampingi saat
mengerjakan tugas.”
Selain
Ernawati, Kasani adalah seorang ayah yang turut hadir dalam pertemuan
paguyuban orangtua. Kasani berpendapat bahwa pagayuban orangtua juga
mendukung sarana belajar siswa di kelas. “Setiap
bulan kami membayar iuran sebesar sepuluh ribu rupiah untuk membeli
alat peraga belajar atau alat kebersihan seperti sapu dan pel.
Penggunaan uang dilaporkan setiap pertemuan pagayuban orangtua. Hal yang
menarik adalah notulen hasil pertemuan pagayuban orangtua
ini dilaporkan saat pertemuan besar komite sekolah setiap enam bulan
sekali,” kata Kasani.
Ada
54 orang yang menjadi perwakilan paguyuban orangtua dan memiliki hak
suara dalam rapat komite sekolah seperti merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi program kerja. Seluruh program kerja
yang disusun dimaksudkan bagi keberhasilan pembelajaran siswa di kelas.
MIN Langon Cilegon yang telah berdiri sejak tahun 1994 kini telah
menampung sekitar 640 siswa dengan jumlah guru sebanyak 35 orang.(*)
Facebook Comments
BANTEN NEWS