
Pembangunan infrastruktur yang dirancang oleh pemerintah pasti masyarakat merasa senang, tapi dibalik senang itu tidak sedikit masyarakat yang merasa kecewa karena pembangunan yang dikerjakan para rekanan diduga tidak berkualitas baik alias pekerjaan amburadul.
Menurut Andi Marsono sebagai masyarakat cilacap juga selaku pemerhati pembangunan dan kinerja pemerintah mengatakan, rendahnya kualitas pembangunan yang dikerjakan para rekanan membuat masyarakat kecewa dan itu memang fakta di lapangan.
“Saya hampir setiap saat memperhatikan kualitas pembangunan di beberapa tempat. Mulai dari jalan yang saya lewati, sampai bangunan gedung yang saya lihat langsung di lapangan kualitasnya masih memprihatinkan,” kata Andi Marsono via telepon saat media ini menghubunginya, (15/09/16).
Lanjut Andi Marsono ada sejumlah permasalahan mendasar yang menjadi faktor pemicu pekerjaan tidak berkualitas, yaitu profesionalitas kontraktor yang lebih mementingkan keuntungan (profit oriented) ketimbang kualitas pekerjaan tersebut. Di duga pemilihan pemenang tender yang ditetapkan eksekutif yang tidak melihat sisi kemampuan dan profesionalitas para rekanan dan minimnya pengawasan yang dilakukan dari dinas itu sendiri.
Pertanyaan besar selama ini ada beberapa oknum rekanan yang diduga pekerjaannya tidak berkualitas baik namun pemerintah masih terus memberikan pekerjaan kepada oknum itu. Sebenarnya ada apa?
Pemerintah harus tegas ketika ada rekanan kontraktor yang kerjaannya tidak standar pemerintah, PT/CV harus dibacklist jangan melindungi dengan membiarkan dan kedepan jangan dikasi lagi pekerjaan kepada PT/CV yang sama. Jangan terkesan kepada masyarakat, pengawas maupun pemerintah aroma kong kalikong.
“Ke depan, kami harap eksekutif lebih selektif lagi memilih kontraktor, dan tentunya lebih ketat lagi melakukan pengawasan proyek,” imbau Andi Marsono. (YOS)
Facebook Comments