Mahasiswa Perbandingan Agama Siap Mendorong Kesetaraan Gender di Indonesia

Mahasiswa Perbandingan Agama Siap Mendorong Kesetaraan Gender di Indonesia

Tangsel,CitranewsIndonesia– Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbandingan Agama, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, siap suarakan kesetaraan gender di
Indonesia.

Wacana kesetaraan gender saat ini di Indonesia masih belum
berjalan secara maksimal.


Meskipun keterwakilan perempuan, terutama dalam bidang
politik sudah memiliki 30 persen, namun mahasiswa Perbandingan Agama
menilai, dalam prakteknya kedudukan laki-laki dan perempuan dalam
perannya masih dianggap diskriminasi.

Presiden, Himpunan Mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama,
saniman menuturkan, kaum perempuan harus berperan aktif dalam merespon
persoalan apa pun, terutama pada permasalahan perempuan yang berkembang
saat ini.

“Kaum Perempuan di Indonesia, harus berperan aktif dalam
merespon hal apapun terutama pada permasalahan perempuan” ujar Saniman,
dalam sambutannya, dalam acara seminar, Hari Kartini, di Ruangan Teater
Lantai 4. Gedung Fakultas Ushuluddin. Rabu, (27/04).

Acara Seminar Hari Kartini, yang bertemakan, Peran
Perempuan Dalam Masyarakat Religius dan Berbudaya di Indonesia, ini
dihadiri oleh Ratusan Mahasiswa, serta dosen-dosen perbandingan agama.

Senada dengan Saniman, Dosen Perbandingan Agama, Siti
Nadroh yang menjadi pembicara dalam acara seminar menuturkan, Spirit
setiap Agama, terutama agama Islam Adalah Keadilan. Islam secara tegas
menolak yang mananya ketidakadilan gender.

“Persoalan Gender tidak hanya dapat dilihat dari perspektif
Feminisme Saja, tetapi banyak perspektif untuk memahami gender” ungkap,
Siti Nadroh, saat diskusi di ruangan teater, fakultas Ushuluddin.

Dosen Perbandingan Agama ini, juga menuturkan, banyak hal,
kenapa dalam kenyataannya, perempuan selalu terdiskriminasi di
Indonesia, salah satunya adanya budaya patriarki.

“Budaya menjadi salah satu penyebab ketidak adilan gender,
sehingga perempuan tidak bangkit, dan mengalami diskriminasi dalam
kehidupannya” ungkapnya.

Oleh Karena itu, lanjutnya (Siti Nadroh), mahasiswi
perbandingan agama, khususnya kaum perempuan, agar bisa merubah cara
berpikir perempuan di Indonesia.

“Mahasiswi Perbandingan Agama harus bisa keluar dari
kungkungan budaya patriarki, dan bisa menjadi pelopor kesetaraan gender
di Indonesia” lanjut Nadroh, dalam diskusinya.

Mahasiswa yang mengikuti acara diskusi hari kartini ini, juga sangat antusias, dan sangat interaktif.(*)
Facebook Comments
NEWS