Hari Air Dunia 2017 Ingatkan Pentingnya Air bagi Kehidupan

Jakarta,Citranewsindonesia
Sekretaris Dirjen Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Lolly Martina Martief, mengatakan, peringatan Hari Air
Dunia (HAD) 2017 dengan tema “Air dan Air Limbah”, memberikan
kesempatan untuk mengonsolidasikan dan membangun simbiosis antara
pengelolaan air dan air limbah, dalam upaya untuk pembangunan
berkelanjutan. Hal itu dikatakannya, pada Diskusi Bersama Media, di
Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Lolly, HAD atau World Water Day adalah peringatan tahunan
yang ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat dunia akan pentingnya
air bagi kehidupan dan pengelolaan air yang berkelanjutan.

Hari
Air Dunia dirayakan setiap tanggal 22 Maret, pertama kali dicetuskan
oleh United Nations Conference on Environment and Development (UNCED)
oleh PBB di Rio de Janeiro – Brasil tahun 1992. PBB menindaklanjuti hal
tersebut dengan mengeluarkan Resolusi Nomor 147/1993 yang menetapkan
pelaksanaan peringatan HAD setiap tanggal 22 Maret dan mulai diperingati
pertama kali tahun 1993.

Sejak 1994, peringatan HAD memiliki
tema dan logo yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tema dalam dua tahun terakhir yang pernah diangkat pada peringatan HAD
yaitu; 2015 – dengan tema “Air dan Pembangunan berkelanjutan” dan 2016 –
dengan tema “Air dan Lapangan Pekerjaan”.

Turut hadir sebagai
narasumber lainnya adalah Staf Ahli Menteri PUPR bidang Ekonomi dan
Investasi sekaligus Plt. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum Mochammad Natsir, Sekretaris Ditjen Cipta Karya Rina Agustin, dan
Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Ditjen Cipta
Karya Dodi Krispratmadi.

BACA JUGA :  Seskab Harap Semangat Kartini untuk Kemajuan Pendidikan Tetap Menyala di Sanubari Bangsa

Acara Diskusi Bersama Media tersebut
merupakan bagian dari kampanye kepada publik mengenai pentingnya air
bagi kehidupan, terutama terkait dengan pengelolaan air limbah dan
pencemaran air.

Untuk lebih menggemakan peringatan Hari Air Dunia
di daerah-daerah, Kementerian PUPR melalui Balai yang ada di daerah
akan melaksanakan berbagai kegiatan antara lain susur dan bersih sungai,
penanaman pohon, lomba daur ulang sampah rumah tangga, edukasi kali
bersih untuk usia dini, pembersihan saluran drainase dan pembentukan
gerakan masyarakat peduli sungai.

Selain itu juga akan
diselenggarakan Dialog Nasional pada tanggal 26-28 April 2017 dengan
tema “Pengelolaan Limbah untuk Masyarakat”.

Jakarta,CitranewsIndonesia–Pentingnya menjaga
air agar terhindar dari pencemaran dikarenakan bila sumber air tercemar,
maka akan terjadi penurunan kualitas air dan kerusakan lingkungan.
Pencemaran air salah satunya disebabkan oleh air limbah, baik limbah
rumah tangga maupun limbah industri.

Namun air limbah dapat
dinilai berharga secara ekonomis, bila dikelola dengan tepat, serta
menjadi solusi yang efisien bagi kesehatan manusia dan ekosistemnya.

Dalam
pengelolaan air dan air limbah, Kementerian PUPR mengambil peran
mengurangi pencemaran air khususnya sungai melalui pemberdayan
masyarakat bantaran dalam pengelolaan kualitas air sungai.

Menurutnya
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air tidak akan
berhasil mencapai kinerja yang efektif apabila tidak ada partisipasi
aktif dari masyarakat baik sebagai bagian dari sumber pencemar maupun
masyarakat sebagai pihak yang berhak atas kualitas air yang baik.

“Kami
bekerjasama dengan komunitas masyarakat peduli sungai dan sejumlah
perguruan tinggi untuk membentuk sekolah sungai untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat terhadap pemeliharaan sungai,” ujar Lolly.

BACA JUGA :  Atik Janda Miskin  Anak Tiga Hidup Di Gubuk Plastik Makan Dan Minum Pakai Air Parit

Selain
itu Kementerian PUPR juga berperan dalam kegiatan pembangunan dan
rehabilitasi air baku, untuk kemudian disalurkan dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat sehari-sehari seperti air minum.

Sementara itu, Dodi Krispratmadi mengatakan, Kementerian PUPR melakukan dua pendekatan dalam penanganan pengolahan air limbah.

Pertama,
yaitu pengelolaan air limbah berbasis masyarakat, yakni melalui program
Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas). Dalam program Sanimas
masyarakat berperan langsung dalam kegiatan pembangunan prasarana
sanitasi, sementara pemerintah memfasilitasi serta memberikan
pendampingan  pelaksanaan kegiatan. Pembangunan Sanimas diprioritaskan
untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Beberapa kegiatan
pembangunan Sanimas diantaranya seperti pembangunan prasarana Mandi Cuci
Kakus (MCK), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal, Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kombinasi dengan MCK dan Sambungan Rumah
(SR).

“Kami telah melakukan program Sanimas di sekitar 9.000
lokasi di seluruh Indonesia. Pada tahun 2016 ini sudah tercapai
pembangunan sekitar 13.500 Sanimas, satu sanimas kira-kira bisa mencakup
70 kepala keluarga,” ujar Dodi.

Pendekatan yang kedua dalam
penanganan limbah, dikatakan Dodi, melalui pola penugasan struktural
kepada lembaga di tingkat daerah baik skala regional maupun kota.

“Sebagai
contoh, ada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang ditugaskan
mengelola limbah, contoh PDAM di Solo, Medan, dan Bandung,” kata Dodi.(Gatranews)

Facebook Comments

Redaksi Citranews

Media Online

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *