
bersama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat, World Wildlife Fund
(WWF), dan The Nature Conservancy (TNC) mengadakan Forum INOVASI Bentang Laut
Kepala Burung (BLKB) di Manokwari, Papua Barat. Forum ini bertujuan sebagai
sarana berbagi dan pembentukan jejaring bagi para penerima hibah Inovasi
Small Grants Program (ISGP) yang difasilitasi oleh Conservation
International sejak Agustus 2015 silam dan akan berakhir pada bulan Maret 2017.
ISGP merupakan program hibah kecil dan menengah yang
diberikan kepada kelompok-kelompok lokal pelaku konservasi di wilayah BLKB
sebagai lokasi dengan keanekaragaman hayati yang paling tinggi di dunia. CI,
bersama dengan WWF dan TNC, serta bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi
Papua Barat, telah melakukan berbagai program konservasi di wilayah tersebut
sejak 10 tahun silam. ISGP merupakan salah satu program untuk memperkuat
keterlibatan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung upaya konservasi
di wilayah perairan Bentang Laut Kepala Burung. Selasa (18/10/2016)
diberikan kepada kelompok-kelompok lokal pelaku konservasi di wilayah BLKB
sebagai lokasi dengan keanekaragaman hayati yang paling tinggi di dunia. CI,
bersama dengan WWF dan TNC, serta bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi
Papua Barat, telah melakukan berbagai program konservasi di wilayah tersebut
sejak 10 tahun silam. ISGP merupakan salah satu program untuk memperkuat
keterlibatan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung upaya konservasi
di wilayah perairan Bentang Laut Kepala Burung. Selasa (18/10/2016)
Sebanyak 25 dari 27 kelompok penerima hibah yang
bertanggung jawab atas 32 inisiatif terpilih dari 63 proposal, hadir dalam
Forum INOVASI. Kelompok-kelompok penerima hibah berasal dari kabupaten Kaimana,
Sorong, Teluk Wondama, Raja Ampat, Teluk Bintuni, dan Tambrauw, serta Biak,
provinsi Papua. Sebanyak 15 kelompok atau hampir 60% dari seluruh kelompok
merupakan komunitas akar rumput yang berasal dari masyarakat dan bukan merupakan
lembaga berbadan hukum. Inisiatif-inisiatif yang dilakukan berfokus pada empat
tema utama, yakni kesehatan lingkungan, pembangunan kapasitas lokal, penguatan
produksi perikanan berkelanjutan, serta perlindungan habitat dan spesies.
bertanggung jawab atas 32 inisiatif terpilih dari 63 proposal, hadir dalam
Forum INOVASI. Kelompok-kelompok penerima hibah berasal dari kabupaten Kaimana,
Sorong, Teluk Wondama, Raja Ampat, Teluk Bintuni, dan Tambrauw, serta Biak,
provinsi Papua. Sebanyak 15 kelompok atau hampir 60% dari seluruh kelompok
merupakan komunitas akar rumput yang berasal dari masyarakat dan bukan merupakan
lembaga berbadan hukum. Inisiatif-inisiatif yang dilakukan berfokus pada empat
tema utama, yakni kesehatan lingkungan, pembangunan kapasitas lokal, penguatan
produksi perikanan berkelanjutan, serta perlindungan habitat dan spesies.
“Lewat dana hibah yang dikucurkan oleh ISGP, Kelompok
Peduli Sungai Remu bisa melaksanakan berbagai inisiatif konservasi. Lebih
jauh lagi, berbagai aktivitas yang dilakukan berhasil mendorong pengesahan
sebuah peraturan daerah yang akan menyelamatkan Sungai Remu, yakni Perda Kota
Sorong No. 8 tahun 2015 tentang Pengelolaan Hutan Mangrove di Kawasan Muara
Sungai dan Pantai”, ujar Syafruddin Sabonnama, pendiri Kelompok Peduli
Sungai Remu, salah satu penerima
hibah inovasi. Kelompok Peduli Sungai Remu merupakan kelompok berbasis masyarakat
yang berupaya untuk menjaga kebersihan Sungai Remu di Sorong, dan merupakan kelompok pertama yang menggagas
gerakan melindungi Sungai Remu, ikon kota Sorong.
Peduli Sungai Remu bisa melaksanakan berbagai inisiatif konservasi. Lebih
jauh lagi, berbagai aktivitas yang dilakukan berhasil mendorong pengesahan
sebuah peraturan daerah yang akan menyelamatkan Sungai Remu, yakni Perda Kota
Sorong No. 8 tahun 2015 tentang Pengelolaan Hutan Mangrove di Kawasan Muara
Sungai dan Pantai”, ujar Syafruddin Sabonnama, pendiri Kelompok Peduli
Sungai Remu, salah satu penerima
hibah inovasi. Kelompok Peduli Sungai Remu merupakan kelompok berbasis masyarakat
yang berupaya untuk menjaga kebersihan Sungai Remu di Sorong, dan merupakan kelompok pertama yang menggagas
gerakan melindungi Sungai Remu, ikon kota Sorong.
Ke depannya, ISGP diharapkan terus berjalan dan
memberikan bantuan terhadap kelompok-kelompok lainnya guna menjamin rasa
kepemilikan lokal terhadap wilayah konservasi di Papua Barat, baik kawasan
perairan maupun darat, yang mendukung inisiatif Pemerintah Papua Barat sebagai
Provinsi Konservasi. Marine Program Director CI Indonesia Victor Nikijuluw
menyampaikan bahwa program hibah ini telah berjalan sangat baik dan diharapkan
ke depan mampu menyasar kelompok-kelompok lokal yang melakukan konservasi
darat.
memberikan bantuan terhadap kelompok-kelompok lainnya guna menjamin rasa
kepemilikan lokal terhadap wilayah konservasi di Papua Barat, baik kawasan
perairan maupun darat, yang mendukung inisiatif Pemerintah Papua Barat sebagai
Provinsi Konservasi. Marine Program Director CI Indonesia Victor Nikijuluw
menyampaikan bahwa program hibah ini telah berjalan sangat baik dan diharapkan
ke depan mampu menyasar kelompok-kelompok lokal yang melakukan konservasi
darat.
Di sela penandatanganan Nota Kesepahaman tentang
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan di Papua Barat
antara Pemerintah Provinsi Papua Barat dan CI yang dilaksanakan pada waktu yang
sama, Victor menambahkan “Upaya konservasi darat dan konservasi kelautan yang
terintegrasi dari hulu-hilir akan mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi
mencapai pembangunan berkelanjutan.”
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan di Papua Barat
antara Pemerintah Provinsi Papua Barat dan CI yang dilaksanakan pada waktu yang
sama, Victor menambahkan “Upaya konservasi darat dan konservasi kelautan yang
terintegrasi dari hulu-hilir akan mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi
mencapai pembangunan berkelanjutan.”
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat,
Nataniel D. Mandacan mewakili Pemerintah Provinsi Papua Barat, menunjukkan
dukungan terhadap program hibah ini sekaligus menekankan pentingnya konservasi
berbasis masyarakat di wilayah Papua Barat. “Kepemilikan lokal merupakan aspek
penting bagi keberlanjutan jangka panjang dan keberhasilan pembangunan di
Provinsi Papua Barat yang mengedepankan prinsip-prinsip kelestarian sesuai visi
Provinsi Konservasi,” tutupnya. (Red)
Nataniel D. Mandacan mewakili Pemerintah Provinsi Papua Barat, menunjukkan
dukungan terhadap program hibah ini sekaligus menekankan pentingnya konservasi
berbasis masyarakat di wilayah Papua Barat. “Kepemilikan lokal merupakan aspek
penting bagi keberlanjutan jangka panjang dan keberhasilan pembangunan di
Provinsi Papua Barat yang mengedepankan prinsip-prinsip kelestarian sesuai visi
Provinsi Konservasi,” tutupnya. (Red)
Facebook Comments