Surabaya | citranewsindonesia.com — Menjelang Pilkada serentak 2024, tanggal 27 November 2024, semua daerah mulai sibuk persiapan Pilkada tersebut, salah satunya adalah Kota Surabaya. Warga Kota Surabaya pun mulai sibuk mencari sosok figur pemimpin yang dianggap mumpuni untuk memimpin surabaya buat periode 5 ( lima) tahun ke depan. Salah satunya adalah Johniel Lewi Santoso, S. H., M. M., M. Kn, beliau seorang keturunan etnis Tionghoa yang berjiwa nasionalis sekaligus pejuang pembela hak dan kepentingan hukum pedagang Pasar Tradisional, khususnya Pasar Tunjungan, Kota Surabaya.
Di sela sela acara halal bihalal, pada hari Kamis, tanggal 25 April 2024, para pedagang Pasar Tradisional Tunjungan Surabaya, beliau mengatakan kepada media citra news, bahwa menyambut Pilkada Serentak 2024 di kota Surabaya, beliau berharap pemimpin yang terpilih nantinya sebagai wali kota berikutnya adalah pemimpin yang benar benar peduli pada masalah Pasar Tradisional di kota Surabaya.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa bung Karno selaku pendiri bangsa Indonesia, pernah menyampaikan bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri. Hal mana jika telusuri sejarah, maka terlihat dengan jelas bilamana Pasar Tradisional, merupakan bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia, termasuk halnya Pasar Tradisional yang ada di kota Surabaya. Dengan adanya fakta tersebut, seharusnya Pasar Tradisional di jaga dan dirawat kelestarian nya.
Namun sayang beribu sayang, kondisi Pasar Tradisional di Kota Surabaya selama periode 5 Tahun terakhir ini yakni 2019-2024 masih sangat memprihatinkan, terutama di Pasar Tunjungan, Surabaya. Pasar yang dulunya meruoakan salah satu sumber pendapatan terbesar bagi Pemerintah Kota Surabaya , kini tenggelam seiring dengan munculnya Padar Moderen berupa mall dan toko moderen berupa Indomaret dan Alfamart. Hal mana Pemerintah Kota Surabaya selama 5 tahun terakhir ini lebih peduli dengan pengusaha mall dan pedagang toko moderen ketimbang pedagang pasar tradisional , terbukti dengan dibiarkan terlantar nya gedung Pasar Tradisional yang atapnya sudah tidak layak untuk disebut sebagai sebuah Pasar.
Walaupun berita di media massa pernah memberitakan bila wali kota Eri pernah menyumbang dana sebesar 9.2 milliar pada Pengurus Daerah Pedagang Pasar Tradisional, tapi sayang nya hingga saat ini uang tersebut tidak jelas keberadaannya. Apakah memang sumbangan itu real ataukah hanyar sebatas tertulis di atas kertas sebagai bentuk daripada sebuah pencitraan semata. Hal mana jika dianalisa dengan menggunakan akal logika manusia, jika memang benar dana sumbangan itu ada, maka seharusnya kondisi atap Pasar Tradisional tidak lah menakutkan seperti yang ada saat ini.
Namun faktanya, kondisi atap Pasar Tunjungan Kota Surabaya masih sangat menakutkan, belum lagi masalah sanitasi, masalah kebersihan, kenyamanan dan keamanan Pasar masih jauh dari apa yang disebut dengan namanya ‘kelayak kan”, baik bagi Penghuni Pasar alias Pedagang Pasar maupun Konsumen Pasar alias Para pembeli dagangan di Pasar.
Hal mana fakta sebagaimana tersebut, berpengaruh pada kondisi perekonomian para pedagang yang berdagang dalam Pasar Tradisional tersebut, dimana pendapatan mereka menjadi menurut sebagai akibat berkurang nya konsumen barang dagangan di Pasar berkurang karena merasa tidak nyaman dan aman dengan kondisi Pasar Tradisional tersebut.
Ironisnya, lahan parkiran yang seharusnya merupakan tempat parkir bagi para konsumen barang dagangan Pasar Tradisional Tunjungan Kota Surabaya, justru di jadikan oleh Pemerintah Kota Surabaya bersama sama dengan Pengurus Daerah Pedagang Pasar Surabaya sebagai lahan parkiran motor daripada Pasar Moderen berbentuk Mall yakni Tunjungan Mall Plaza Surabaya.
Berangkat dari kenyataan kondisi Pasar Tradisional saat ini, khususnya Pasar Tunjungan Kota Surabaya, Johniel Lewi Santoso, berharap agar kiranya orang yang mempunyai kepekaan dan kepedulian terhadap masalah pedagang Pasar Tradisional seperti halnya Bagus Darmawan, dapat mempunyai peluang yang besar untuk masuk dalam bursa pencalonan Walikota Surabaya untuk Pilkada Serentak 2024 nanti. Dengan begitu, Pasar Tradisional akan benar benar maju secara faktual, bukan hanya sebatas angan angan semata.
( Laporan SS )