Sasi Nggama, Budaya Konservasi Laut Unik dari Kaimana

Sasi Nggama, Budaya Konservasi Laut Unik dari Kaimana

Pembukaan sasi nggama oleh Asisten II Sekda Kabupaten Kaimana, Martinus Furima. Photo credit – CI Indonesia

KAIMANA,Citranewsindonesia–Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kaimana mengadakan prosesi buka sasi nggama, Sabtu, 11 November 2017.

Agenda kegiatan tahunan ini diselenggarakan di Kampung Siawatan Distrik Etna dan dihadiri oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana yang diwakili Asisten II Sekda Kabupaten Kaimana, Martinus Furima, jajaran staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kaimana, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah kampung dan masyarakat adat Kampung Lakahia dan Namatota, Conservation International Indonesia (CI-I), staf perusahaan mutiara serta siswa dan guru SD YPK Kayumerah.

Pembukaan sasi nggama ditandai dengan pembukaan kembali wilayah laut untuk perikanan dan merupakan sebuah tradisi yang unik melekat di masyarakat Kabupaten Kaimana dan telah menjadi sistem pengelolaan sumber daya alam tradisional. Hal ini merupakan sistem yang digunakan bagi para leluhur masyarakat untuk mengatur pemanfaatan sumber daya alam untuk melindunginya dari eksploitasi.

Sasi nggama merupakan bentuk penghormatan masyarakat tradisional terhadap alam yang memberikan kehidupan sekaligus sebagai perayaan rakyat yang telah berhasil melaksanakan sasi tersebut. Kegiatan ini kerap dilakukan oleh masyarakat Kampung Kayumerah, Namatota, Nasaulan, Adijaya, dan Kambala.

BACA JUGA :   171 TAMTAMA REMAJA TERIMA PEMBEKALAN DANREM 172/PWY

Kegiatan buka sasi kali ini diadakan di Pulau Nawarum. Acara ini diawali dengan prosesi penyambutan kedatangan Pemerintah Daerah di Pulau Nawarum, dan upacara pencabutan sasi nggama oleh pemilik sasi yang diwakili Handam Amerbay dengan mencabut janur kelapa yang sudah terpasang selama kurang lebih tiga tahun di lokasi tersebut dan mencelupkannya ke dalam laut sebanyak tiga kali.

Setelah itu, sasi nggama resmi secara adat dibuka dan hasilnya bisa dinikmati oleh semua masyarakat. Conservation International Indonesia juga turut menggelar pemutaran film lingkungan hidup, lomba menggambar lingkungan, hingga edukasi alam bersama guru dan siswa SD YPK Kayumerah.

Dalam sambutannya, Asisten II Sekda Kabupaten Kaimana. Martinus Furima, mengatakan, ”Warga Kaimana mendukung penuh pengelolaan sumber daya alam dengan sistem sasi meski ada pemahaman yang berbeda-beda tentang sasi. Namun, masyarakat paham bahwa sasi bertujuan untuk menjaga keberlangsungan sumber daya alam.”

Kepala Kampung Siawatan, Jen Wamoy, mewakili masyarakat Kampung Siawatan dan tokoh tokoh kampung menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah daerah, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta CI Indonesia yang turut berpartisipasi dalam kegiatan buka sasi.

BACA JUGA :   Politik Dari Hati Arzeti : Yang Paling Penting Keberadannya Ada dan Nyata di Rakyat

Menurutnya, Kampung Siawatan sudah dijadikan kampung sejak tahun 1962 dan adat ini sudah dilakukan oleh leluhur mereka. Sasi nggama merupakan salah satu budaya suku Koiwai yang ada di Kampung Siawatan, demikian paparnya.

Dalam kesempatan terpisah, Alberth Nebore Sr. Manager untuk MPA Field and Policy West Papua mengatakan bahwa, “Sasi nggama merupakan bentuk dari konservasi tradisional yang telah dipertahankan secara turun temurun sebagai satu kearifan lokal.

Kawasan Konservasi Perairan Kaimana sebagai aset masyarakat Kaimana dan Pemerintah Daerah bertujuan untuk memastikan pengelolaan perikanan secara berkelanjutan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Selain itu, perikanan berkelanjutan Kawasan Konservasi Kaimana juga dapat memanfaatkan zona pariwisata berkelanjutan sebagai bagian dari upaya-upaya memajukan sektor pariwisata di kabupaten ini.

Rilis : Conservation International Indonesia

Facebook Comments
14
DAERAH NEWS