Guru Diperkuat Konten Materi Pembelajaran

Jakarta,Citranewsindonesia –
USAID PRIORITAS baru saja mengembangkan dan melatihkan modul IV kepada sekitar 300 fasilitator
dari 50
daerah
di tujuh provinsi mitra, Aceh, Sumut, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, dan
Sulawesi Selatan. “Modul IV ini lebih memfokuskan pada penguatan konten
materi dan cara mengajarnya
dengan pendekatan pembelajaran aktif,” kata Stuart Weston, Direktur
Program USAID PRIORITAS di sela-sela pelatihan di Medan, Kamis
(23/2/2017).
Modul
IV ini melengkapi tiga modul sebelumnya yang sudah dilatihkan kepada
lebih dari 30.000 SD/MI dan SMP/MTs, yaitu modul 1 PAKEM/pembelajaran
kontekstual,
modul II pendekatan saintifik, dan modul III keterampilan informasi.
Ketiga modul tersebut lebih memfokuskan pada metodologi pembelajaran
aktif. Sementara modul IV, berfokus pada konten materi pembelajaran.
Untuk guru SD/MI ada tiga materi utama yang dilatihkan
yaitu literasi, IPA, dan matematika, sedangkan untuk guru SMP/MTs,
yaitu bahasa Indonesia, IPA, dan matematika.
BACA JUGA :   SMAN 12 Tangsel Sediakan Siswa Ruang Terbuka Hijau Untuk Literasi
Penyusun
modul IV ini adalah para dosen dari 16 LPTK mitra. “Pelibatan para
dosen LPTK ini agar setelah program USAID PRIORITAS selesai, mereka
dapat melanjutkan
pengembangan modul pelatihan
lainnya
untuk guru
yang lebih menekankan pada kegiatan praktik dan menggunakan pendekatan aktif,” kata Stuart lagi. 
Perbaiki Miskonsepsi
Pada
pelatihan modul IV untuk fasilitator provinsi di Jawa Barat yang
dilaksanakan di Karawang (21-24/2/2017), terungkap miskonsepsi guru
terhadap konsep materi
pembelajaran, misalnya
pada
pembelajaran
matematika.
Selama ini, ‘garis tinggi’ segitiga selalu digambarkan tegak. Garis
tinggi didefinisikan sebagai garis yang ditarik dari titik sudut secara
tegak lurus terhadap
alas, dan alas selalu dianggap berada di bagian bawah segitiga dan
horizontal. Akibatnya, siswa mengalami kesalahan dalam menentukan garis
tinggi segitiga yang miring.
BACA JUGA :   DINAS KEBERSIHAN HANYA SEBAGAI TRAVEL SAMPAH
Padahal,
alas itu lebih tepat digambarkan sebagai ‘sisi’ di hadapan titik sudut
tersebut atau perpanjangan sisi tersebut dalam hal segitiga tumpul.
Maka, garis
tinggi segitiga tepatnya didefinisikan sebagai garis yang ditarik dari
titik sudut tegak lurus terhadap sisi di hadapannya atau terhadap
perpanjangan sisi tersebut.
“Bayangkan,
miskonsepsi tentang garis tinggi segitiga semacam itu sudah berlangsung
puluhan tahun dan ribuan anak selama ini mengalami kesulitan menentukan
garis
tinggi segitiga yang miring atau segitiga tumpul,” ujar Ujang Sukandi,
Spesialis Pelatihan Guru USAID PRIORITAS saat mendampingi peserta
pelatihan SMP/MTs.(*)
Facebook Comments

YusmanH

UKW 2018

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

IKUTI CITRANEWS OK TERIMAKASIH