17 LPTK Dilatih Modul Hasil Riset Internasional Kelas Awal

Yogyakarta,citranewsindonesia,— Florida
State University (FSU) Amerika Serikat bekerja sama dengan Universitas Negeri
Semarang (UNNES) yangdifasilitasi oleh USAID PRIORITAS
melatih 45 dosen dari 17 LPTK mitra modul hasil riset
internasional membaca dan menulis kelas awal. Modul tersebut merupakan hasil
kolaborasi tim FSU dan UNNES selama hampir dua tahun.
“Modul ini akan meningkatkan mutu perkuliahan di PGSD untuk
membaca dan menulis kelas awal. Di susun dengan pola terpadu dan beruntut  antara unit satu dengan yang lain. Modul
perkuliahan ini sangat lengkap dan akan meningkatkan keterampilan membaca dan
menulis siswa kelas awal,” kata Direktur Program USAID PRIORITAS Stuart Weston di sela-sela pelatihan yang dilaksanakan di Hotel
Alana, Yogyakarta (25/10/2016).
Selama lima hari (21-25/10), peserta diajak untuk memahami dan
menerapkan 12 unit dalam modul. Jumlah tersebut disesuaikan dengan jumlah
pertemuan dalam perkuliahan reguler termasuk di dalamnya adalah dua kali pertemuan micro-teaching dan ujian tengah semester serta ujian akhir semester.
Modul kelas awal yang dikembangkan dibuat dari kajian kebutuhan
untuk mata kuliah membaca dan menulis kelas awal. Kemudian dikaji berdasarkan
riset internasional dan disusun dalam bentuk unit-unit materi pelatihan. Materi tersebut kemudian diujicobakan
di UNNES pada semester ini.
Peserta berasal dari Universitas Negeri
Medan,
UIN Sumatera Utara, Universitas Negeri Makasar, UIN
Alaudin Makassar, STKIP Muhammadiyah Manokwari, Universitas
Negeri Semarang, UIN Walisongo Semarang, Universitas Negeri
Yogyakarta, UIN Sunan Ampel, Universitas Negeri
Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Pendidikan Indonesia, UIN Sunan
Gunungdjati Bandung, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, IAIN SMH
Banten, UIN Ar Raniry, dan Universitas Syiah Kuala. Mereka merupakan dosen
yang mengampu mata kuliah kelas awal atau bahasa Indonesia kelas rendah.
“Hasil riset internasional dalam setiap unit dikembangkan dalam
bentuk aktivitas seperti diskusi
kelompok, perorangan, mengajar dengan berbagai media, aktivitas diskusi video, dan aktivitas-aktivitas yang mengolah kognitif, afektif dan
psikomotorik peserta. Semua dikembangkan untuk memudahkan siswa dalam menguasai
keterampilan membaca dan menulis,” ungkap Feiny Sentosa yang mengkoordinir kegiatan ini.
Perwakilan dari FSU, Norma Evans
menjelaskan bahwa kualitas setiap modul merupakan standar internasional
perkuliahan di kelas awal. Hasil penelitian yang dipakai dalam modul juga
merupakan hasil penelitian terbaru sehingga sangat sesuai dengan perkembangan pembelajaran di dunia internasional. “Materi perkuliahan dalam modul ini sangat berkualitas.  Begitu Anda menguasai materi-materi dalam
modul ini, maka anda sebetulnya sudah bisa mengajar perkuliahan membaca kelas
awal di LPTK manapun di dunia,” kata Norma kepada 45 dosen LPTK dari 8 provinsi
tersebut.
Materi pelatihan diwujudkan dalam sebuah konsep pelatihan yang
interaktif. Misalnya, dalam ruang pelatihan tersebut disajikan 3-4
buah lapak pembelajaran. Lapak-lapak pembelajaran dalam setiap sesi diisi
dengan aktivitas sesuai materi. Aktivitas dalam lapak berupa kerja kelompok,
kerja berpasangan, demonstrasi atau diskusi tayangan video bergantung unit dan fasilitor
pemandu  lapak. Setelah empat hari kegiatan
dilakukan, pada hari kelima peserta melakukan praktik mengajar di PGSD
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Kampus Wates dan Bantul.
Dosen UNNES, Dr Mimi Mulyani  menjelaskan bahwa konsep
membaca dan menulis kelas awal didesain sangat kontekstual. Dirinya tertarik
dengan konsep kesadaran fonologi. Selama ini banyak orang mengetahui huruf
namun bukan bunyi seperti nama huruf A, B, C, atau D. Padahal di kurikulum disebutkan
kompetensi membunyikan lafal dalam bahasa Indonesia. Misalnya huruf B bunyinya
/b/ dan nama hurufnya B. Bunyi huruf K juga bukan /ka/ tapi bunyinya /k/.
Mahasiwa PGSD UNY, Arman Maulana, mengakui mendapat pengalaman yang baru dan menarik dari praktik
mengajar yang dilakukan oleh peserta dosen. Mulai dari aktivitas menulis,
bekerja dengan kelompok dan invidu secara variatif, ataupun menganalisis hasil
tulisan siswa kelas awal serta membuat simpulan. Semua disajikan dengan cara
yang baru dan menyenangkan.
“Di awal praktik mengajar, kami diminta menulis kalimat dengan
tangan kanan dan kiri, kemudian mengevaluasi aktivitas tersebut, kemudian
aktivitas mengevaluasi tulisan siswa kelas awal dan berbagai aktivitas menarik
lain. Terakhir kami diminta membuat sebuah buku kecil (mini book) sesuai pengalaman kami. Dari semua kegiatan, saya merasa
lebih mudah memahami dan mengajarkan menulis di kelas awal dengan perbedaan
individu siswa,” kata Arman usai kelasnya dipakai oleh peserta dalam praktik
mengajar.
Unit-unit yang dilatihkan dalam 6 pertemuan pertama yaitu pengantar
perkembangan literasi di kelas awal sekolah dasar, bahasa lisan, kesadaran
bunyi/kesadaran fonologi, konsep cetak dan kesadaran alfabet, dan metode membaca
dengan SAS (Struktural, Analisis, Sintesis).

Dalam 6 pertemuan kedua, mereka
berlatih tentang kelancaran membaca, kosakata, membaca pemahaman, membaca mandiri,
menulis, dan literasi dengan pendekatan tematik. (Red)
Facebook Comments

YusmanH

UKW 2018

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

IKUTI CITRANEWS OK TERIMAKASIH