TANGSEL | Citranewsindonesia.com– Perhatian masyarakat luas atas kematian OR (16) terus menjadi sorotan termasuk dari Komnas Perlindungan Anak yang diwakili sekjen Dhanang sasongko kunjungi keluarga korban OR tepat dirumah neneknya dimana korban OR tinggal selama ini, RW 03/RW 01 Kelurahan Pondok Jagung Kecamatan Serpong Utara.
Tujuan Komnas PA selain memberi sedikit bantuan sembako juga meminta informasi yang sesungguhnya kepada keluarga korban, baik ketika masih hidup hingga mengalami pemerkosaan sampai OR meninggal dunia.
“Kami dari Komnas PA dan teman teman LPA Tangsel dan Wartawan mengucapkan turut berdukacita sedalam dalamnya dan untuk keluarga yg ditinggalkannya tabah dan diberikan kekuatan mudah mudahan diberikan tempat terbaik disisi Allah SWT atas meninggalnya almarhumah OR,mohon maaf kepada pihak keluarga bilamana merepotkan karena sudah tugas Komnas PA sebagai lembaga yang sudah di amanatkan oleh Negara untuk bisa memberikan advokasi dan penguatan kepada masyarakat, jelas Dhanang sasongko sekjen Komnas PA membuka obrolan dengan keluarga korban.
Dhanang sasongko sekjen Komnas PA menambahkan, kami prihatin mendengar berita ini kemudian teman teman di LBH di Tangerang selatan ini melakukan tindakan tindakan yang tepat, untuk mendampingi apakah pemeriksaan kurang sesuai harapan atau ada kondisi kondisi yang jangal dari pihak keluarga korban, saya juga ingin tahu kronologis dari pihak keluarga korban nanti untuk modal kami bersilahtuhrami ke pihak berwajib di kepolisian agar kasus ini segera bisa diselesaikan dituntaskan dengan seadil-adilnya maka ini dibutuhkan agar kami mendapatkan informasi langsung dari pihak keluarga sehingga juga bisa menjadi argumentasi kami,harap Dhanang sasongko
Pengakuan Ayah kandung OR bernama Royanih (32) menjelaskan ibu kandung korban OR sudah tiada dari anak usia 4 tahun dan dari usia 4 tahun hidup bersama neneknya bernama R, dari sekolah dasar sampai SMP korban duduk dibangku kelas 2 SMP dan putus sekolah karena keadaan keluarga juga kurang mampu.
Sementara Yunita bibi si korban mengaku, OR berani cerita jujur kepada bibinya setelah pulang dia kelihatan sakit pada akhirnya mengaku telah diperkosa dan diberikan obat obatan sejenis pil dikasih minum oleh para pelaku dia (OR-red) mulai terasa mabok waktu pertengahan puasa lalu, OR juga tidak terlalu banyak cerita pada keluarga, OR memang dasarnya pendiam dan mulai terlihat korban sakit dan merasa kepalanya pusing terus dan banyak diam pada akhirnya keluarga membawa korban OR ke RS jiwa 26 Mei atas arahan dari pak RT Kimin, untuk dibawa ke RS jiwa di lengkong Dharma Graha dirawat selama 2 minggu disana,jelas Yunita
“Keterangan dari pihak RS si korban kena Bateri dan Jamur, keluarga si korban tidak dijelaskan kena penyakit apa oleh pihak rumah sakit dan tidak boleh membesuk dirumah sakit jiwa itu. Selama 2 minggu dan pada akhirnya dari pihak rumah sakit memanggil orang tua atau keluarga OR untuk dipindahkan lagi ke rumah sakit yang lain karena tidak lengkapan alat medis di rumah sakit jiwa.
Dan setelah dirujuk pihak rumah sakit menolak dan akhirnya korban OR dipulangkan kerumah dan setelah di pulangkan dia sudah tidak berdaya dan pada hari esoknya meninggal hari Kamis 11 Juni pada pukul 13.30 wib dan dimakamkan pada Sore hari,jelas Yunita
Menurut bibi korban Yunita, polisilah yang menyampaikan kepada mereka kalau OR dua kali diperkosa oleh para pelaku dan saya tak percaya akan hal itu, karena korban tak pernah cerita sama saya hingga 2 kali peristiwa itu terjadi harapan keluarga para pelaku duhukum seberat-beratnya dan yang DPO segera ditangkap oleh pihak kepolisian,harap yunita.
Sebelum bubar Sekjen Komnas PA Dhanang sasongko didampingi ketua LPA Tangerang Selatan Isram menyerahkan bantuan sembako diterima oleh nenek korban OR Rumsiah dan keluarga berterima kasih atas dukungan semua pihak termasuk Komnas PA yang besedia hadir di tempat mereka.
Penulis : Adella