Literasi Digital Jadi Kunci Perempuan Hindari Kejahatan dari Aplikasi Kencan Daring

Literasi Digital Jadi Kunci Perempuan Hindari Kejahatan dari Aplikasi Kencan Daring

JAKARTA | Citranewsindonesia.com– Di tengah pandemi Covid-19, kepopuleran aplikasi kencan daring semakin meningkat. Semakin banyak orang menggunakan aplikasi ini untuk mengisi waktu mereka di rumah. Entah untuk mencari teman ngobrol atau pasangan hidup betulan.

Sayangnya, kemudahan yang difasilitasi oleh aplikasi kencan daring untuk mencari teman hidup tak diiringi dengan fasilitas keamanan maksimal. Masih banyak dijumpai pengguna aplikasi kencan daring, terutama perempuan, yang mengalami kejahatan. Mulai dari penipuan, kekerasan seksual, hingga pembunuhan yang dilakukan oleh orang yang dijumpai di aplikasi.

Data dari Phactual menunjukkan bahwa 40 persen laki-laki di aplikasi kencan daring berbohong soal karier agar dapat memikat perempuan. Phactual juga mengungkap bahwa 25 persen pemerkosa menggunakan aplikasi kencan daring untuk mencari korban. Bahkan, sebanyak tiga persen laki-laki yang punya profil di aplikasi merupakan psikopat.

Lebih lanjut, data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menunjukkan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) terhadap perempuan selama pandemi Covid-19 mencapai 1.940 kasus. Jejak digital pribadi yang tersimpan di internet dapat dengan mudah disalahgunakan oleh orang lain.

Menteri PPPA Bintang Puspayoga pernah menyatakan, KBGO menjadi tantangan tersendiri karena pelaku bisa berlindung dari akun anonim dan sulit ditemukan. Sehingga, kekerasan yang tadinya terbatas fisik dan waktu kini jadi tidak terbatas lagi. Maka, literasi digital perlu untuk mencegah hal tersebut.

Bintang bersama jajarannya terus berusaha meningkatkan edukasi literasi digital kepada perempuan Indonesia. Diharapkan dengan memiliki kemampuan literasi digital yang baik, para perempuan mampu memproteksi diri mereka.

Secara general, literasi digital adalah kemampuan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif maupun teknikal. Jadi, pengaksesan dan penyampaian informasi atau konten di internet tidak boleh dilakukan secara sembarangan, harus disertai dengan kemampuan kognitif dan teknikal.

Lalu, kemampuan literasi digital seperti apa yang diperlukan perempuan untuk memproteksi diri mereka di aplikasi kencan daring? Sebenarnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para perempuan saat menggunakan aplikasi kencan daring supaya tetap aman.

Fitur keamanan

Saat membuat akun di aplikasi kencan daring, pengguna biasanya diminta untuk memasukkan data pribadi seperti nomor telepon, tanggal ulang tahun, dan nama lengkap. Seharusnya data pribadi ini hanya diketahui oleh pihak aplikasi saja, sedangkan pengguna lainnya hanya dapat melihat informasi umum seperti nama panggilan, usia, dan pekerjaan. Karena itu, pastikan aplikasi yang Anda gunakan memiliki fitur keamanan yang baik sehingga data pribadi tidak mudah bocor.

Perhatikan dan coba gunakan sistem atau fitur keamanan yang disediakan aplikasi untuk menguji fungsionalitasnya. Setelah Anda yakin kalau fitur keamanan aplikasi itu berjalan baik, barulah Anda mulai aktif mencari pasangan di sana.

Kebijakan privasi

Umumnya aplikasi kencan daring akan meminta calon pengguna untuk menyetujui kebijakan privasi sebelum membuat akun. Namun, sering kali calon pengguna tidak membaca kebijakan tersebut karena dianggap terlalu panjang dan kurang penting, lalu langsung menyetujuinya. Padahal, membaca kebijakan privasi ini penting untuk dilakukan agar Anda memperoleh keterangan tertulis resmi bahwa akun Anda tidak akan disalahgunakan nantinya. Anda pun akan lebih mudah melakukan tuntutan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.

Verifikasi data

Proses verifikasi data menjadi salah satu penanda apakah aplikasi tersebut aman atau tidak. Aplikasi yang aman biasanya akan meminta pengguna melakukan verifikasi data secara beberapa kali. Misalnya, dengan mengklik link verifikasi di email atau meminta kode OTP yang dikirim melalui SMS. Dengan begitu, akan kecil kemungkinan akun Anda akan diretas oleh orang tidak bertanggung jawab. Ada pula kemungkinan pelaku kejahatan enggan memilih aplikasi yang cukup ‘ribet’ seperti ini.

Pertanyaan mengenai minat

Ada beberapa aplikasi yang menanyakan informasi penggunaannya secara detail. Misalnya, agama, preferensi politik, kebiasaan merokok dan minum alkohol, kebiasaan olahraga, dan preferensi seksual. Aplikasi tersebut juga akan menanyakan informasi terkait hal-hal yang Anda cari dari seorang pasangan.

Kemudian, aplikasi tersebut akan menampilkan pilihan pasangan yang sesuai dengan karakteristik dan preferensi Anda. Aplikasi-aplikasi ini lebih aman karena Anda akan terhubung dengan orang yang memang sesuai pilihan Anda dan Anda bisa melihat informasi cukup lengkap soal mereka sebelum match atau chat dengan mereka.

Selain empat hal di atas, masih ada beberapa cara lain yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri. Ciptakan password yang kuat, hindari berbagi lokasi pada waktu nyata, lakukan data detox dengan mengurangi jejak digital, serta jangan sembarangan memberikan nomor ponsel atau alamat rumah sebelum benar-benar mengenal dan percaya dengan orang tersebut.

Hati-hati ya!

Kontributor : Mam Rizka

Sumber foto: beritagar.id/shutterstock

Facebook Comments
DKI JAKARTA OPINI