
Melalui keterangan tertulis yang di peroleh dari Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menurutnya kondisi yang terjadi disekitar lokasi tengah mengalami kepulan asap pada pukul 09.38 WIB dan hujan debu melanda Kabupaten Magelang yang tidak jauh dari Gunung Merapi.
“Kemudian letusan freatik kedua berlangsung pada 21-5-2018 pukul 09.38 WIB selama 6 menit. Tinggi asap 1.200 meter dengan angin condong ke arah Barat. Amplitudo maksimum 23 mm. Hujan abu tipis terjadi Srumbung, Kaliurang dan Kemiren pasca letusan freatik kecil yang pertama. Sedangkan letusan kedua diperkirakan jatuh di daerah sekitar barat di wilayah Kabupaten Magelang dengan jarak yang tidak jauh dari puncak Gunung Merapi,” terang Sutopo.
Pasca letusan dan kegempaan, Kepala Pusat Data dan Informasi menjelaskan telah terekam di beberapa Pos Pengamatan Gunung Merapi tidak mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan.
Aktivitas kegempaan dan vulkanik tidak ada lonjakan. PVMBG tetap menetapkan status Normal (level I).
Kegiatan pendakian Gunung Merapi direkomendasikan hanya sampai di Pasarbubar kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. Kondisi morfologi puncak Gunung Merapi saat ini rawan terjadi longsor sehingga sangat berbahaya bagi keselamatan pendaki.
BNPB terus melakukan koordinasi dengan PVMBG dan BPBD. BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD Kabupaten Magelang, BPBD Klaten, BPBD Boyolali, BPBD Sleman dan BPBD DI Yogyakarta telah mengambil langkah-langkah antisipasi. Pasca letusan Gunung Merapi 2010 lalu telah memberikan banyak pembelajaran. Saat ini tingkat kesiapsiagaan Pemda dan masyarakat dalam menghadapi letusan Gunung Merapi telah lebih baik.(BTL)

UKW 2018