Menpan RB Menjadi Irup Harkitnas di Provinsi Termuda, Kaltara

Tarakan-CitranewsIndonesia– Sungguh istimewa, untuk pertama kalinya seorang
menteri menjadi Inspektur Upacara di provinsi termuda di Indonesia,
Kalimat Utara (Kaltara). Adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Yuddy Chrisnandi, yang bertindak
sebagai Inspektur Upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-108
tingkat Provinsi Kaltara di lapangan Kantor Walikota Tarakan. Jum’at
(20/05).
Hadirnya Yuddy di Kaltara tidak lepas dari rangkaian
kegiatan Forum Koordinasi, Komunikasi dan Konsultasi Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (FORK3PANRB) yang berlangsung
Kamis kemarin. Selain membuka acara, Yuddy juga berkesempatan blusukan
ke puluhan penyelenggara pelayanan publik di Kabupaten Bulungan dan Kota
Tarakan.
“Saya sengaja meluangkan waktu dan memperpanjang jadwal
kunjungan kerja untuk memberikan semangat serta turut memancangkan
pembangunan karakter segenap Aparatur Sipil Negara dan warga masyarakat
Kalimantan Utara melalui pelaksanaan Upacara Hari Kebangkitan Nasional,”
ujar Yuddy.
Yuddy berkeyakinan, dibawah kepemimpinan Gubernur Kaltara,
serta dalam sokongan penuh Kabinet Kerja di bawah kepemimpinan Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla, Kalimantan Utara
secepatnya mengejar ketertinggalan dari provinsi lainnya, bahkan
melampauinya.
“Saya yakin Kalimantan Utara dalam tempo yang tidak terlalu
lama akan pesat melesat dalam berbagai sektor pembangunan, termasuk
dalam bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. Kami
siap untuk memberikan bimbingan dan asistensi. Karena itu pula jadikan
momentum Hari Kebangkinan Nasional ini untuk melakukan lompatan
pemerintahan,” kata Yuddy.
Sebagai Irup Harkitnas, Yuddy lebih lanjut membacakan
sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika. Disampaikan, salah satu
inspirasi yang bisa kita serap dari berdirinya Boedi Oetomo sebagai
sebuah organisasi modern pada tahun 1908 adalah munculnya sumber daya
manusia Indonesia yang terdidik memiliki jiwa nasionalisme kebangsaan,
dan memiliki cita-cita mulia untuk melepaskan diri dari penjajahan.
“Dengan tampilnya sumber daya manusia yang unggul inilah semangat kebangkitan nasional dimulai.
Perjuangan Boedi Oetomo yang dipimpin oleh Dokter Wahidin Soedirohoesodo
dan Dokter Soetomo tersebut kemudian dilanjutkan oleh kaum muda pada
tahun 1928 yang kemudian melahirkan Soempah Pemoeda. Dan melalui
perjuangan yang tak kenal lelah akhirnya kita dapat memproklamirkan
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,” tutur Yuddy.
Sejak diproklamirkannya kemerdekaan, kita bangsa Indonesia
telah berjanji dan berketetapan hati bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) ini adalah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar
lagi dalam kondisi dan keadaan apapun.
“Menjadi kewajiban seluruh komponen bangsa Indonesia secara
konsisten untuk menjaga, melindungi dan memelihara tegaknya NKRI dari
gangguan apapun, baik dari dalam maupun dari luar dengan cara menerapkan
prinsip dan nilai-nilai nasionalime dalam kehidupan sehari-hari,”
katanya.
Diungkapkan, komitmen terhadap NKRI ini penting ditegaskan
kembali pada upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-108 ini
mengingat setelah sekian lama berdiri sebagai bangsa, ancaman dan
tantangan akan keutuhan NKRI tidak selangkah pun surut. Bahkan melalui
kemajuan teknologi digital, ancaman radikalisme dan terorisme, misalnya,
mendapatkan medium baru untuk penyebaran paham dan praktiknya.
Selain itu, kita juga menghadapi permasalahan ketahanan
bangsa secara kultural. Munculnya kekerasan dan pornografi, misalnya,
terutama yang terjadi pada generasi yang masih sangat belia, adalah satu
dari beberapa permasalahan kultural utama bangsa ini yang akhir-akhir
ini mengemuka dan memprihatinkan.
Potensi pergaulan dan kerja sama saling menguntungkan
akibat relasi dengan dunia internasional, dituturkan juga tumbuh makin
intens, tetapi juga sekaligus makin rentan terhadap penyusupan ancaman
terhadap keutuhan NKRI dari luar wilayah negeri ini.
Tantangan-tantangan baru yang muncul di depan kita tersebut
memiliki dua dimensi terpenting, yaitu kecepatan dan cakupan. “Tentu
kita tidak ingin kedodoran dalam menjaga NKRI akibat terlambat
mengantisipasi kecepatan dan meluasnya anasir-anasir ancaman karena tak
tahu bagaimana mengambil bersikap dalam konteks dunia yang sedang
berubah ini,” ujar Yuddy.
Oleh sebab itu, pemerintah memandang penting tema “Mengukir
Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang Bekerja
Nyata, Mandiri dan Berkarakter” yang diangkat untuk peringatan Hari
Kebangkitan Nasional tahun 2016 ini.
Dengan tema ini kita ingin menunjukkan bahwa tantangan
apapun yang kita hadapi saat ini harus kita jawab dengan memfokuskan
diri pada kerja nyata secara mandiri dan berkarakter.
Dicontohkan, Proklamator dan Presiden pertama RI, Ir
Soekarno, pernah menekankan tentang pentingnya membangun karakter
bangsa. Menurut Beliau “membangun suatu negara, membangun ekonomi,
membangun teknik, membangun pertahanan, adalah pertama-tama dan pada
tahap utamanya, membangun jiwa bangsa. Tentu saja keahlian adalah perlu,
tetapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar, tidak akan
dapat mungkin mencapai tujuannya”.
Persaingan kini bukan lagi muncul dari tetangga-tetangga di
sekitar lingkungan kita saja. Inilah saat paling tepat bagi kita untuk
bahu-membahu bersama sesama anak bangsa untuk memenangkan persaingan
pada aras global, karena lawan tanding kita semakin hari semakin muncul
dari seantero penjuru dunia. Karena itu, sebagai satu kesatuan, mau tak
mau kita harus bangkit untuk menjadi bangsa yang kompetitif dalam
persaingan pada tingkat global tersebut.
“Untuk saudara-saudaraku yang diberi amanat Allah untuk
mengemudikan jalannya bahtera pemerintahan, saya mengajak untuk
menyelenggarakan proses-proses secara lebih efisien. Mari pangkas segala
proses pelayanan yang berbelit-belit dan berkepanjangan tanpa alasan
yang jelas. Mari bangun proses-proses yang lebih transparan. Mari
berikan layanan tepat waktu sesuai jangka waktu yang telah dijanjikan,”
ucap Yuddy.
Melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini juga
diharapkan dapat memperbarui semangat Trisakti, yakni berdaulat dalam
politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Jika kita konsisten, maka jalan kemandirian ini niscaya akan membawa
bangsa Indonesia mengalami kebangkitan yang selanjutnya, yaitu menjadi
bangsa yang lebih jaya dan kompetitif dalam kancah internasional.
Dipenghujung sambutan, disampaikan agar dalam memperingati
hari Kebangkitan Nasional ke-108 tahun 2016 ini, kinerja kita semakin
baik dan semakin dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. “Teriring salam,
doa penuh harapan kiranya kita semua senantiasa diberikan kemampuan
untuk mempertahankan NKRI ini sampai kapan pun, demi kejayaan bangsa
Indonesia,” imbuh Yuddy saat menutup sambutan Menkominfo.
(HUMAS/MENPANRB)
Facebook Comments

YusmanH

UKW 2018

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

IKUTI CITRANEWS OK TERIMAKASIH