BPBD CILACAP SEGERA BANGUN TEMPAT EVAKUASI KORBAN TSUNAMI

Cilacap,CitraNewsIndonesia- Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap akan
segera membangun gedung sebagai tempat evakuasi masyarakat saat terjadi bencana
alam. 
 
Langkah ini dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap warga yang
terkena bencana karena bencana alam bisa terjadi kapan saja dan dimana saja misalkan
bencana banjir, longsor dan tsunami. 
 
Cilacap termasuk daerah rawan longsor dan tsunami,
untuk mengantisipasi hal ini pemerintah merencanakan membangun gedung 3 lantai untuk
tempat evakuasi masyarakat bila tsunami tiba, hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor
BPBD Cilacap melalui sekretaris Suparno kepada media ini di ruang kerjanya,
(14/03/16).
Menurut
Suparno membangun gedung 3 lantai untuk evakuasi bukan hal yang gampang karena
anggaran daerah tidak bisa berbuat apa-apa sebab nilai pembangunan cukup besar mencapai
15 miliyar. 
 
Hal ini pun BPBD Cilacap sudah sampaikan kepada pemerintah propinsi
maupun tingkat pusat (BPBD kementrian PU) melalui proposal sudah tiga tahun
yang lalu hingga saat ini belum ada jawaban, bila anggaran ada pembangunan
gedung tiga lantai akan dibangun disekitar jalan Kalimantan, lokasi tanah sudah
ada untuk sementara ini ditempati oleh masarakat karena tanah milik pemerintah
daerah, namun kita sudah koordinasi kepada masyarakat sekitar dan mereka sudah siap
jika suatu saat lahan itu difungsikan sebagai mana mestinya.
“Kita
tidak hanya membangun tempat evakuasinya saja tapi sudah masuk dalam rencana
membuat bukit terbuka Job yang di lapangan Sentolo Kawat, bukit itu nanti
dibawahnya ada semacam gorong – gorong dibawahnya. 
 
Pembuatan bukit itu juga
anggarannya dari pusat dan sudah kita ajukan proposal disana. Hal ini sudah
disosialisasikan kepada warga masyarakat kelurahan maupun tingkat kecamatan
sejak tahun 2014. Tapi yang menjadi prioritas untuk segera dikerjakan saat ini pembangunan
talud di pesisir pantai Kalimantan sebagai pencegahan abrasi”, ujar Suparno.
Lanjut
Suparno, saat ini disekitar pesisir pantai sudah punya pendeteksi tsunami
sebanyak 39 titik dan itu terus kita lakukan pemeliharaan, setiap tanggal 10
dan 25 dilakukan uji coba sirine jam 14.00 sehingga bila ada tsunami maka sirine
akan berbunyi. Selain deteksi tsunami di wilayah pesisir juga ada wilayah untuk
mendeteksi tanah longsor di wilayah Karangpucung, Cimanggu, Majenang hanya saja
belum diserahkan kepada Pemda masih milik  propinsi kemudian untuk deteksinya sudah
dipasang di desa-desa yang ada diwilayah Karangpucung (2) Cimanggu (4) dan Majenang.
Kemudian
kita pasang CCTV yang kita tempatkan di menara yang ada di Basarnas yang berfungsi
untuk memantau gelombng pasang kalau misalkan ada informasi gelombang pasang
surut dan lain sebagainya, tidak usah kita datang kesana bisa kita lihat di
kantor  BPBD lewat CCTV yang sudah kita
pasang hanya saja kebetulan beberapa waktu yang lalu hujan petir CCTV kita terganggu
sampai saat ini dalam proses perbaikan dimungkinkan minggu ini sudah normal.
“Kendalanya
sampai saat ini tidak ada hanya saja kita dituntut kerja ekstra dalam
pemeliharaan karena tiang pendeteksi tempatnya di pinggir pantai maka terjadi
korosi karena batas kuatnya maksimal untuk logam itu paling tidak 3-5 tahun.
Kita harapkan kepada pemerintah agar pengajuan anggaran cepat direalisasikan”.
kata Suparno. (Yos)
Facebook Comments

YusmanH

UKW 2018

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

IKUTI CITRANEWS OK TERIMAKASIH