Tangerang,citraindonesianews.com— Pembantaian ini dilakukan Rahmat Dani Gumelar alias Gugum (RG) di rumah sang pacar, Dewi (24) di Jalan
Bungur III, RT 006 RW 06, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota
Tangerang Selasa (29/4/2014).
Bungur III, RT 006 RW 06, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota
Tangerang Selasa (29/4/2014).
Korban tewas adalah Dukut (50) kepala keluarga,
Heriyanti, (45) istri, dan Frastyo (13) anak bungsu. Sementara korban
selamat Bagus (16) anak kedua dan Dewi (24) anak pertama yang juga pacar
Rahmat Gumelar yang kebetulan tidak ada di rumah.
Menurut Ketua RT 06 Ujang Umar, peristiwa itu terjadi sekitar pukul
16.15 WIB. “Info yang saya terima pelaku datang ke rumah korban sekitar
pukul 12.00 WIB, lalu saya dapat kabar kalau pelaku membunuh tiga
anggota keluarga Pak Dukut,” katanya.
“Bagus sempat pukul kepala dan wajahnya tapi berhasil menyelamatkan diri,” jelas Ketua RT Ujang
Usai membantai korban, pelaku mencoba kabur lewat atap rumah. Tapi
teriakan Bagus yang meminta tolong mengundang perhatian warga yang
langsung memburu pelaku. Pelaku yang awalnya mecoba melarikan diri lewat
genteng
berhasil ditangkap oleh warga diselokkan belakang rumah Dukut.
“Motifnya dendam Pelaku,sakit hati pada orang tuanya Dewi pacar pelaku yang tidak merestui hubungan cinta mereka,
ibu Dewi menuntut RG jika ingin menikahi anaknya Dewi maka hidup harus
realistis.
Heriyanti, (45) istri, dan Frastyo (13) anak bungsu. Sementara korban
selamat Bagus (16) anak kedua dan Dewi (24) anak pertama yang juga pacar
Rahmat Gumelar yang kebetulan tidak ada di rumah.
Menurut Ketua RT 06 Ujang Umar, peristiwa itu terjadi sekitar pukul
16.15 WIB. “Info yang saya terima pelaku datang ke rumah korban sekitar
pukul 12.00 WIB, lalu saya dapat kabar kalau pelaku membunuh tiga
anggota keluarga Pak Dukut,” katanya.
“Bagus sempat pukul kepala dan wajahnya tapi berhasil menyelamatkan diri,” jelas Ketua RT Ujang
Usai membantai korban, pelaku mencoba kabur lewat atap rumah. Tapi
teriakan Bagus yang meminta tolong mengundang perhatian warga yang
langsung memburu pelaku. Pelaku yang awalnya mecoba melarikan diri lewat
genteng
berhasil ditangkap oleh warga diselokkan belakang rumah Dukut.
“Motifnya dendam Pelaku,sakit hati pada orang tuanya Dewi pacar pelaku yang tidak merestui hubungan cinta mereka,
ibu Dewi menuntut RG jika ingin menikahi anaknya Dewi maka hidup harus
realistis.
Mendengar tuntutan ibunya Dewi , RG naik pitam dan akhirnya
memutuskan melakukan pembataian ini dengan memakai linggis yang sudah
tersedia di rumah Dukut.
memutuskan melakukan pembataian ini dengan memakai linggis yang sudah
tersedia di rumah Dukut.
Menurut pengakuan salah seorang dari keluarga Dewi, RG dan Dewi sudah membina hubungan pacaran selama 7 tahun.”
Sementara
itu, Kapolsek Jatiuwung Kompol Alamsyah Pelupessy, mengaku saat ini
masih mendalami motif pelaku membantai keluarga pacarnya ini.
“Ketiga korban tewas karena luka pukulan benda tumpul di kepala, wajah
dan badannya. Pelaku dan korban saling mengenal. Saat ini kami masih
dalami, dan pelaku sudah diamankan,” tegasnya Kompol Alamsyah Pelupessy
Bagus (16),
berhasil lolos dari pembantaian kekasih kakaknya,RG alias Gugum, setelah sempat
melakukan perlawanan terhadap pelaku. Usai lolos, Bagus pun
berteriak-teriak minta tolong kepada warga sekitar rumahnya.
Ketika itu Bagus, siswa kelas II SMKN 6 Kota Tangerang itu baru saja
pulang dari sekolah sekitar pukul 15.30 WIB. Dia tidak mengetahui kedua
orangtuanya Dukut (50), Heriyanti (45), serta adiknya Prasetyo (13),
sudah tewas dibunuh.
“Di dalam rumah dia bertemu Gugum. Bagus
melihat ada darah di tangannya. Tapi Gugum bilang kalau dia habis
berkelahi dengan anak Kota Bumi. Lalu Bagus diajak Gugum naik ke lantai
dua,” kata Tatang Murdio (56), tetangga korban.
Saat di lantai
dua, Gugum memukul kepala Bagus dengan kunci pipa. Namun pukulan itu
tidak begitu keras, sehingga Bagus tidak terkapar. Karenanya Bagus
sempat baku hantam dengan pelaku.
“Bagus sempat teriak minta
tolong. Saya mendengarnya langsung saya samperi. Tapi saat saya panggil,
Gus.. Bagus.. tidak ada jawaban. Ternyata saat itu dia sedang rebutan
kunci pipa,” jelas Tatang.
Tatang yang mengira teriakan itu
hanya karena perkelahian biasa dengan keluarga tidak merasa curiga dan
membiarkannya. Tiba-tiba Bagus berlari keluar rumah dengan kondisi
kepala berlumuran darah.
“Bagus kabur setelah berhasil merebut
kunci pipa. Dia teriak, ‘saya dipukul dia, saya dipukul dia’. Saya dan
tetangga belum ngerti yang Bagus sebut itu siapa,” terangnya.
Menurut Tatang, warga juga belum menyadari tiga anggota keluarga Bagus
telah tewas. Warga mengira kalau Bagus hanya berkelahi dengan Gugum.
“Karena warga curiga, kami memeriksa ke dalam rumah. Ternyata Ibu
Heriyanti dan Prasetio sudah tewas berlumuran darah. Tapi kita juga
belum tahu kalau Pak Dudut juga tewas di lantai dua. Hal itu baru
diketahui setelah polisi datang memeriksa rumah,” jelasnya.
Pelaku pembantaian keluarga di Periuk Jaya, Tangerang, Rahmat Dani
Gumelar alia Gugum dikenal baik di lingkungan rumah korban. Tetangga
sekitar mengenalnya sebagai pria yang baik.
“Dia baik dan sopan
orangnya. Sama keluarga korban sudah seperti saudara sendiri. Sering
bantu-bantu di rumah korban seperti angkat galon dan lain-lain,” ujar
Zalfa Dhia (14), tetangga di samping rumah korban,
Menurutnya, pelaku merupakan pacar Dewi, anak pertama korban yang sudah
menjalin hubungan selama 4 tahun. Namun hubungan itu tidak disetujui
Heryanti, ibu Dewi. “Mungkin karena Gugum pengangguran,” terangnya.
Zalfah tidak menyangka Gugum tega membunuh tiga anggota keluarga Dewi,
yakni Dudut (Ayah), Heryanti (Ibu) dan Prasetyo (Anak ke tiga). Pasalnya
selama ini hubungan antara pelaku dan korban baik-baik saja.
Menurut
Kasat Reskrim Polres Tangerang Kota AKBP Sutarmo.SH,pelaku Gugum sudah di tahan di Polresta Tangerang dan akan
dijerat dengan pasal berlapis sehingga pelaku mendapat hukuman berat.
(Yash Halawa)
berhasil lolos dari pembantaian kekasih kakaknya,RG alias Gugum, setelah sempat
melakukan perlawanan terhadap pelaku. Usai lolos, Bagus pun
berteriak-teriak minta tolong kepada warga sekitar rumahnya.
Ketika itu Bagus, siswa kelas II SMKN 6 Kota Tangerang itu baru saja
pulang dari sekolah sekitar pukul 15.30 WIB. Dia tidak mengetahui kedua
orangtuanya Dukut (50), Heriyanti (45), serta adiknya Prasetyo (13),
sudah tewas dibunuh.
“Di dalam rumah dia bertemu Gugum. Bagus
melihat ada darah di tangannya. Tapi Gugum bilang kalau dia habis
berkelahi dengan anak Kota Bumi. Lalu Bagus diajak Gugum naik ke lantai
dua,” kata Tatang Murdio (56), tetangga korban.
Saat di lantai
dua, Gugum memukul kepala Bagus dengan kunci pipa. Namun pukulan itu
tidak begitu keras, sehingga Bagus tidak terkapar. Karenanya Bagus
sempat baku hantam dengan pelaku.
“Bagus sempat teriak minta
tolong. Saya mendengarnya langsung saya samperi. Tapi saat saya panggil,
Gus.. Bagus.. tidak ada jawaban. Ternyata saat itu dia sedang rebutan
kunci pipa,” jelas Tatang.
Tatang yang mengira teriakan itu
hanya karena perkelahian biasa dengan keluarga tidak merasa curiga dan
membiarkannya. Tiba-tiba Bagus berlari keluar rumah dengan kondisi
kepala berlumuran darah.
“Bagus kabur setelah berhasil merebut
kunci pipa. Dia teriak, ‘saya dipukul dia, saya dipukul dia’. Saya dan
tetangga belum ngerti yang Bagus sebut itu siapa,” terangnya.
Menurut Tatang, warga juga belum menyadari tiga anggota keluarga Bagus
telah tewas. Warga mengira kalau Bagus hanya berkelahi dengan Gugum.
“Karena warga curiga, kami memeriksa ke dalam rumah. Ternyata Ibu
Heriyanti dan Prasetio sudah tewas berlumuran darah. Tapi kita juga
belum tahu kalau Pak Dudut juga tewas di lantai dua. Hal itu baru
diketahui setelah polisi datang memeriksa rumah,” jelasnya.
Pelaku pembantaian keluarga di Periuk Jaya, Tangerang, Rahmat Dani
Gumelar alia Gugum dikenal baik di lingkungan rumah korban. Tetangga
sekitar mengenalnya sebagai pria yang baik.
“Dia baik dan sopan
orangnya. Sama keluarga korban sudah seperti saudara sendiri. Sering
bantu-bantu di rumah korban seperti angkat galon dan lain-lain,” ujar
Zalfa Dhia (14), tetangga di samping rumah korban,
Menurutnya, pelaku merupakan pacar Dewi, anak pertama korban yang sudah
menjalin hubungan selama 4 tahun. Namun hubungan itu tidak disetujui
Heryanti, ibu Dewi. “Mungkin karena Gugum pengangguran,” terangnya.
Zalfah tidak menyangka Gugum tega membunuh tiga anggota keluarga Dewi,
yakni Dudut (Ayah), Heryanti (Ibu) dan Prasetyo (Anak ke tiga). Pasalnya
selama ini hubungan antara pelaku dan korban baik-baik saja.
Menurut
Kasat Reskrim Polres Tangerang Kota AKBP Sutarmo.SH,pelaku Gugum sudah di tahan di Polresta Tangerang dan akan
dijerat dengan pasal berlapis sehingga pelaku mendapat hukuman berat.
(Yash Halawa)
Baca berita lain :
Facebook Comments
UKW 2018