Banten,CitranewsIndonesia – Hampir lima ratus dosen
sudah dilatih USAID PRIORITAS di Banten. Sudah banyak dosen yang dilatih
menerapkan praktik baik dalam perkuliahan sehingga ke depan program ini
perlu dilanjutkan dengan inovasi-inovasi terbaru
dalam menyiapkan mahasiswa calon-calon guru profesional,” kata Rektor
IAIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten, Prof Dr Fauzul Iman MA, pada
acara pertemuan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan
Sekolah Mitra LPTK di Banten yang difasilitasi
USAID PRIORITAS, di Serang, Banten (30/1).
Pertemuan ini mengundang para dosen IAIN SMH
Banten, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), dan empat LPTK
Konsorsia Universitas Mathla’ul Anwar Pandeglang, Universitas
Muhammadiyah Kota Tangerang, Universitas Banten Jaya Kota Serang,
STKIP Setiabudhi Rangkasbitung Lebak, kepala sekolah serta guru dari
18 sekolah mitra LPTK. Pada acara ini mereka berbagi pengalaman
praktik-praktik baik dalam perkuliahan dan kemitraan sekolah–LPTK,
setelah lima tahun LPTK dan Sekolah Mitra LPTK bermitra
dengan USAID PRIORITAS untuk menyiapkan calon-calon guru profesional di
LPTK.
Banten, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), dan empat LPTK
Konsorsia Universitas Mathla’ul Anwar Pandeglang, Universitas
Muhammadiyah Kota Tangerang, Universitas Banten Jaya Kota Serang,
STKIP Setiabudhi Rangkasbitung Lebak, kepala sekolah serta guru dari
18 sekolah mitra LPTK. Pada acara ini mereka berbagi pengalaman
praktik-praktik baik dalam perkuliahan dan kemitraan sekolah–LPTK,
setelah lima tahun LPTK dan Sekolah Mitra LPTK bermitra
dengan USAID PRIORITAS untuk menyiapkan calon-calon guru profesional di
LPTK.
Menurut Lynne Hill Advisor Teaching and Learning
USAID PRIORITAS, kerja sama USAID PRIORITAS dengan LPTK sudah berjalan
dengan sangat baik. Para dosen LPTK telah dilatih dalam meningkatkan
mutu perkuliahan bagi mahasiswa calon guru
yang berbasis praktik. Para kepala sekolah dan guru-guru sekolah lab
atau sekolah mitra LPTK yang menjadi tempat praktik mengajar mahasiswa,
juga dilatih dan didampingi dalam menerapkan pembelajaran aktif,
manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca. “Pertemuan
ini menjadi kesempatan yang baik untuk berbagi pengalaman dan
berkolaborasi agar praktik baik di LPTK bisa terus dilanjutkan,” katanya
di sela-sela acara.
USAID PRIORITAS, kerja sama USAID PRIORITAS dengan LPTK sudah berjalan
dengan sangat baik. Para dosen LPTK telah dilatih dalam meningkatkan
mutu perkuliahan bagi mahasiswa calon guru
yang berbasis praktik. Para kepala sekolah dan guru-guru sekolah lab
atau sekolah mitra LPTK yang menjadi tempat praktik mengajar mahasiswa,
juga dilatih dan didampingi dalam menerapkan pembelajaran aktif,
manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca. “Pertemuan
ini menjadi kesempatan yang baik untuk berbagi pengalaman dan
berkolaborasi agar praktik baik di LPTK bisa terus dilanjutkan,” katanya
di sela-sela acara.
Pada pertemuan ini, para dosen, guru, mahasiswa,
dan siswa berkesempatan mendemonstrasikan implementasi dan dampak dalam
perkuliahan dan pembelajaran. Pipit Marianingsih dosen UNTIRTA, dan
Winarsih guru SMPN 6 Serang, yang berkolaborasi
dalam melakukan penelitian tindakan kelas, memaparkan hasil penerapan
penilaian kinerja melalui pendampingan untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi tertulis ilmiah siswa. Dalam kolaborasi ini, dosen membantu
guru untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
dan siswa berkesempatan mendemonstrasikan implementasi dan dampak dalam
perkuliahan dan pembelajaran. Pipit Marianingsih dosen UNTIRTA, dan
Winarsih guru SMPN 6 Serang, yang berkolaborasi
dalam melakukan penelitian tindakan kelas, memaparkan hasil penerapan
penilaian kinerja melalui pendampingan untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi tertulis ilmiah siswa. Dalam kolaborasi ini, dosen membantu
guru untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Di kelas VIII SMPN 6 Serang, banyak siswa di kelas
yang masih kesulitan menuliskan hasil laporan percobaan seperti
menyajikan grafik, tabel, mendeskripsikan hasil, dan menyusun
kesimpulan. “Kami melaksanakan kolaborasi untuk melakukan tindakan
pendampingan yang berbeda sesuai kebutuhan siswa. Siswa dikelompokkan
berdasar kesalahan sejenis yang ditemukan dalam lembar kerja siswa
kemudian mendampingi setiap kelompok untuk menyelesaikan masalahnya.
“Melalui langkah pendampingan yang spesifik, konsisten
dan intens ternyata sembilan puluh persen siswa berhasil meningkatkan
kualitas laporan percobaannya dan mendapatkan nilai di atas 70,” kata
Winarsih.
yang masih kesulitan menuliskan hasil laporan percobaan seperti
menyajikan grafik, tabel, mendeskripsikan hasil, dan menyusun
kesimpulan. “Kami melaksanakan kolaborasi untuk melakukan tindakan
pendampingan yang berbeda sesuai kebutuhan siswa. Siswa dikelompokkan
berdasar kesalahan sejenis yang ditemukan dalam lembar kerja siswa
kemudian mendampingi setiap kelompok untuk menyelesaikan masalahnya.
“Melalui langkah pendampingan yang spesifik, konsisten
dan intens ternyata sembilan puluh persen siswa berhasil meningkatkan
kualitas laporan percobaannya dan mendapatkan nilai di atas 70,” kata
Winarsih.
Demonstrasi dilanjutkan oleh siswa kelas VI MIN 1
Cilegon dan siswa kelas VIII SMPN 3 Cilegon. Mereka mewakili sekolah lab
mitra LPTK yang guru-gurunya sudah dilatih dan didampingi dosen-dosen
LPTK. Siswa MIN 1 Cilegon, tampak dengan piawai
mempresentasikan tentang konsep bangun datar. “Rumus persegi panjang
adalah panjang kali lebar. Persegi panjang ini kalau dipotong diagonal
membentuk dua bangun yang berbentuk segitiga siku-siku. Karena luas
persegipanjang sama dengan dua kali luas segitiga
siku-siku maka rumus luasnya setengah alas kali tinggi dibagi dua,”
tukas Fariz salah seorang siswa dalam paparannya sambil memeragakan
media bangun datar persegi panjang yang dibawanya. “Kita juga bisa
mengembangkannya ke bentuk-bentuk lain, seperti jajaran
genjang dan trapesium, bahkan layang-layang, dan variasi dari gabungan
segitiga dengan persegi panjang,” kata Nawaz dan Ilyas melanjutkan
presentasi Fariz.
Cilegon dan siswa kelas VIII SMPN 3 Cilegon. Mereka mewakili sekolah lab
mitra LPTK yang guru-gurunya sudah dilatih dan didampingi dosen-dosen
LPTK. Siswa MIN 1 Cilegon, tampak dengan piawai
mempresentasikan tentang konsep bangun datar. “Rumus persegi panjang
adalah panjang kali lebar. Persegi panjang ini kalau dipotong diagonal
membentuk dua bangun yang berbentuk segitiga siku-siku. Karena luas
persegipanjang sama dengan dua kali luas segitiga
siku-siku maka rumus luasnya setengah alas kali tinggi dibagi dua,”
tukas Fariz salah seorang siswa dalam paparannya sambil memeragakan
media bangun datar persegi panjang yang dibawanya. “Kita juga bisa
mengembangkannya ke bentuk-bentuk lain, seperti jajaran
genjang dan trapesium, bahkan layang-layang, dan variasi dari gabungan
segitiga dengan persegi panjang,” kata Nawaz dan Ilyas melanjutkan
presentasi Fariz.
Sementara siswa SMPN 3 Kota Serang, melakukan
percobaan asam basa pada larutan air jeruk nipis, air sabun deterjen,
dan air kapur, yang diuji dengan kertas lakmus. Para siswa ini
menunjukkan dampak dari pembelajaran aktif yang diterapkan
gurunya di kelas, setelah dilatih dan didampingi oleh dosen-dosen LPTK
terkait program USAID PRIORITAS.
percobaan asam basa pada larutan air jeruk nipis, air sabun deterjen,
dan air kapur, yang diuji dengan kertas lakmus. Para siswa ini
menunjukkan dampak dari pembelajaran aktif yang diterapkan
gurunya di kelas, setelah dilatih dan didampingi oleh dosen-dosen LPTK
terkait program USAID PRIORITAS.
Setelah melihat presentasi siswa, Wakil Rektor 1
UNTIRTA, Dr Fatah Sulaiman MT, menyampaikan optimismenya dengan generasi
Indonesia mendatang. “Saat saya belajar di SD dulu, saya tidak
menguasai seperti yang didemonstrasikan oleh para siswa.
Saya optimis generasi Indonesia mendatang akan lebih baik dari generasi
saya,” katanya. Dia juga menyampaikan, walaupun program USAID PRIORITAS
berakhir, UNTIRTA berkomitmen melanjutkan program yang sudah
dilaksanakan. “Saya akan melibatkan para dosen UNTIRTA
yang sudah dilatih USAID PRIORITAS untuk melatih para dosen lainnya
dalam menerapkan perkuliahan dengan pendekatan pembelajaran aktif,”
katanya lagi.
UNTIRTA, Dr Fatah Sulaiman MT, menyampaikan optimismenya dengan generasi
Indonesia mendatang. “Saat saya belajar di SD dulu, saya tidak
menguasai seperti yang didemonstrasikan oleh para siswa.
Saya optimis generasi Indonesia mendatang akan lebih baik dari generasi
saya,” katanya. Dia juga menyampaikan, walaupun program USAID PRIORITAS
berakhir, UNTIRTA berkomitmen melanjutkan program yang sudah
dilaksanakan. “Saya akan melibatkan para dosen UNTIRTA
yang sudah dilatih USAID PRIORITAS untuk melatih para dosen lainnya
dalam menerapkan perkuliahan dengan pendekatan pembelajaran aktif,”
katanya lagi.
Pengalaman para dosen, mahasiswa, dan guru dalam
menerapkan praktik-praktik baik di perkuliahan dan pembelajaran,
didokumentasikan dalam bentuk buku oleh USAID PIORITAS. Acara ini
ditutup dengan sesi ‘Bedah Buku Praktik Baik di LPTK’ yang
menghadirkan perwakilan para penulis. Fatah Sulaiman menyebut,
praktik-praktik baik dalam buku ini dapat memberi inspirasi perubahan
dalam perkuliahan dan pembelajaran di sekolah. “Saya sarankan bapak-ibu
membaca buku ini sebagai bahan rujukan inovasi praktik
baik di masa mendatang,” tukasnya.
menerapkan praktik-praktik baik di perkuliahan dan pembelajaran,
didokumentasikan dalam bentuk buku oleh USAID PIORITAS. Acara ini
ditutup dengan sesi ‘Bedah Buku Praktik Baik di LPTK’ yang
menghadirkan perwakilan para penulis. Fatah Sulaiman menyebut,
praktik-praktik baik dalam buku ini dapat memberi inspirasi perubahan
dalam perkuliahan dan pembelajaran di sekolah. “Saya sarankan bapak-ibu
membaca buku ini sebagai bahan rujukan inovasi praktik
baik di masa mendatang,” tukasnya.
Pertemuan LPTK dan sekolah mitra LPTK ini
dilaksanakan di tujuh provinsi mitra, yaitu Aceh, Sumatra Utara, Banten,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan
(Januari-Februari). Acara ini menjadi penutup program USAID PRIORITAS
di LPTK yang sudah dilaksanakan selama lima tahun (2012-2017). Lebih
dari 8.000 dosen dari 48 LPTK telah dilatih dalam meningkatkan mutu
perkuliahan yang menekankan pada praktik, termasuk meningkatkan mutu
program praktik pengalaman lapangan (PPL) bagi mahasiswa,
dan pendidikan profesi guru (PPG) untuk menyiapkan calon guru
profesional. Selain itu, para kepala sekolah, guru, dan komite sekolah
dari 144 sekolah lab dan sekolah mitra LPTK juga telah dilatih dalam
menerapkan pembelajaran aktif, budaya baca, dan majemen
berbasis sekolah.(JW)
dilaksanakan di tujuh provinsi mitra, yaitu Aceh, Sumatra Utara, Banten,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan
(Januari-Februari). Acara ini menjadi penutup program USAID PRIORITAS
di LPTK yang sudah dilaksanakan selama lima tahun (2012-2017). Lebih
dari 8.000 dosen dari 48 LPTK telah dilatih dalam meningkatkan mutu
perkuliahan yang menekankan pada praktik, termasuk meningkatkan mutu
program praktik pengalaman lapangan (PPL) bagi mahasiswa,
dan pendidikan profesi guru (PPG) untuk menyiapkan calon guru
profesional. Selain itu, para kepala sekolah, guru, dan komite sekolah
dari 144 sekolah lab dan sekolah mitra LPTK juga telah dilatih dalam
menerapkan pembelajaran aktif, budaya baca, dan majemen
berbasis sekolah.(JW)
Facebook Comments
