penghujung 2014, Pemerintah Kota Tangerang Selatan menyelenggarakan
program kegiatan Safari Pembangunan di tujuh kecamatan secara
bergantian. Momentum tersebut menjadi kesempatan bagi Pemerintah Daerah
untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang program pembangunan
yang telah, sedang, dan akan bergulir sesuai Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) periode 2011-2016.
Suasana dialog interaktif begitu kentara
di setiap lokasi penyelenggaraan Safari Pembangunan. Bahkan, masyarakat
bisa menyampaikan aspirasi terkait masalah di wilayahnya masing-masing.
Aspirasi tersebut secara langsung dijawab oleh Walikota Airin Rachmi
Diany, yang didampingi sejumlah pimpinan pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD).
Seperti pada pelaksanaan Safari
Pembangunan di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciputat, Kecamatan Ciputat,
Senin, 22 Desember 2014. Beragam aspirasi warga, khususnya soal
infrastruktur dan penanganan sampah dilontarkan. “Perbaikan drainase di
Serua Indah sudah lama diajukan, dari tahun 2000 lalu melalui
Musrenbang. Alhamdulillah, setelah menunggu 4 tahun, akhirnya diperbaiki
juga tahun 2014 ini. Lambat, tapi tetap diperhatikan,” kata Sri Widodo,
perwakilan warga dari Kelurahan Serua Indah.
Sri Widodo mengaku, secara umum kualitas
infrastruktur jalan di Kota Tangsel sudah bagus. Hanya saja, masih ada
sejumlah jalan lingkungan di Serua Indah yang belum mendapat sentuhan
perbaikan. “Kami harap untuk segera diperbaiki dan akan diusulkan ke
kelurahan,” harapnya.
Sementara Bu Agus, dari Kelurahan
Jombang menyoroti soal Balai Warga. Ibu yang aktif dalam Kelompok Wanita
Tani (KWT) Jombang ini mengaku balai warga di Kelurahan Jombang sudah
bagus. Bu Agus juga menyoroti soal sampah yang berserakan di median
jalan dan trotoar. Pemandangan tersebut menurutnya sangat mengganggu.
Setelah diselidiki ternyata warga yang membuang sampah sembarangan
berasal dari luar Kota Tangerang Selatan. “Banyak tempat sampah dadakan,
harus disediakan tempat pembuangannya agar tidak berserakan,” katanya.
Walikota Airin menjawab langsung tiap
keluhan yang dilontarkan masyarakat. Seperti keluhan Sriwidodo, menurut
Walikota perbaikan jalan lingkungan dan drainase yang merupakan tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi) dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
terus dilakukan secara bertahap.
“Soal perbaikan drainase yang prosesnya
lambat, kan harus melalui Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan)
atau berdasarkan skala prioritas. Masyarakat juga harus bersabar dan
memantau setiap pelaksanaan Musrenbang, terutama soal usulan yang mereka
ajukan,” jelas Walikota Airin.
Sementara terkait kondisi balai warga di
Jombang yang tidak dilengkapi jendela dan pintu, Walikota Airin mengaku
pembangunan balai warga yang diajukan masyarakat ada beberapa tipe.
Salah satunya, tipe yang tidak dilengkapi pintu seperti di Jombang. “Ini
sesuai usulan masyarakat. Kembali lagi, pembangunannya sesuai usulan
masyarakat,” terangnya.
Walikota Airin menambahkan, terhitung
mulai tahun anggaran mendatang mulai diterapkan Elektronik Musyawarah
Rencana Pembangunan atau e-Musrenbang. Sistem ini, diyakini dapat
menyajikan data lebih akurat dan lebih efektif menyaring usulan warga.
“Mulai tahun depan aplikasi ini (e-Musrenbang) rencananya mulai
diterapkan. Musrenbang tahun 2015 akan dilaksanakan bulan Februari,”
tambahnya.
Banyak keunggulan yang didapat dari
penerapan aplikasi e-Musrenbang. Antara lain, data lebih akurat,
kegiatan lebih tepat sasaran, pengelompokan jenis usulan pekerjaan lebih
mudah hingga memperpendek waktu rekapitulasi data usulan.
E-Musrenbang ini, nantinya bakal
berbasis internet. Warga yang ingin mengetahui usulan kegiatan di
wilayahnya dapat dengan mudah mengakses informasinya melalui website
resmi Pemkot Tangsel di www.tangerangselatankota.go.id. “Nantinya warga
dapat dengan mudah melihat dan memastikan usulan mereka sudah masuk dan
diverifikasi Tim Musrenbang atau belum”. Terang Walikota.
Jadi aksesnya lebih cepat dan tepat,
sesuai dengan moto Kota Tangsel Cerdas dan Modern,” utaranya. Aplikasi
lainnya juga telah digunakan oleh Bagian Pengelola Teknologi Informasi
(BPTI) Sekretariat Daerah Kota Tangsel seperti, SMS Gateway, Smart
Tangsel dan Sistem Informasi Manajemen Penganggaran dan Pelaporan
(SIMRAL).
Sementara itu, Sekretaris Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang Selatan, Kunti
Bratajaya, memaparkan aspek kesejahteraan masyarakat. Secara umum sesuai
indikator makro daerah pada 2013 hingga target RPJMD 2015 mayoritas
telah terlampaui. Seperti halnya Indikator Pembangunan Manusia (IPM)
pada 2013 mencapai 77,13 dan RPJMD 2015 ditargetkan 76,29.
“Pertumbuhan PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) pada 2013 sebesar 11,44 dan target RPJMD 2015 8,9 sampai
9,2. Angka melek huruf pada 2013 mencapai 98,62 dari target 98,25 serta
angka rata-rata lama sekolah 10,99 dari target 10,20,” papar Kunti.
Berkaitan aspek pelayanan umum,
pencapaian pada 2013 dilihat dari target RPJMD 2015. Angka harapan hidup
telah mencapai 69,17 sesuai target 68,69. Angka kelangsungan hidup bayi
997 dan target RPJMD 2015 adalah 998. Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan dan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin telah mencapai 100 persen.
Kemudian kontribusi sektor perdagangan
terhadap PDRB pada 2013 menyentuh angka 30,85 persen dari target pada
2015 sebesar 34,8 persen. Kontribusi sektor industri terhadap PDRB pada
2013 capai 14,09 persen dan target 2015 adalah 13 persen. Grafik
pertumbuhan APBD pun meningkat tajam, pada 2009 totalnya sebesar Rp
191,6 miliar dan 2014 telah mencapai Rp 2,698 triliun.
Begitupun dengan komposisi belanja tidak
langsung pada 2014 sebesar Rp 656,9 miliar dan alokasi belanja langsung
sebesar Rp 2,041 triliun. Setiap tahun komposisinya tak pernah berubah,
selalu pro rakyat. Artinya, Pemerintah Kota Tangerang Selatan selalu
memprioritaskan alokasi dana untuk kebutuhan peningkatan dan perbaikan
pelayanan publik.
“Sektor pendidikan, pembangunan tambah
ruang kelas ada 3.368 unit untuk SD. 395 unit SMP, 248 unit SMA dan 103
unit penambahan ruang kelas untuk tingkatan SMK. Kebijakan ini dilakukan
untuk mencapai ratio ketersediaan ruang kelas 1;32, artinya untuk satu
ruang kelas idealnya diisi 32 orang peserta didik,” terang Kunti.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan juga
telah menempuh upaya lain dalam bidang pendidikan. Seperti, program
pelatihan kompetensi tenaga pendidik, pembangunan prasarana sekolah,
pengadaan tanah untuk pembangunan sekolah baru atau perluasan.
Dilanjutkan, program bantuan operasional
untuk sekolah TK serta pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model
pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan. Pemberian beasiswa dan
beasiswa miskin terhadap 7.400 orang dan 4088 guru sudah bersertifikasi.
Pada bidang kesehatan, terhitung mulai
akhir 2013 lalu telah digulirkan layanan gratis khusus bagi warga yang
memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kota Tangerang Selatan. Pembangunan
gedung Rumah Sakit Umum (RSU) tahap I dan II sudah mampu melayani pasien
rawat-inap dengan 100 tempat tidur. Setelah pembangunan tahap III
selesai, gedung tersebut ditargetkan mampu menampung 250 tempat tidur.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan juga
telah memberikan upaya lain bersifat preventif. Diantaranya, pemberian
makanan tambahan untuk mencegah gizi buruk dan kurang gizi. Seringnya
kampanye prilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat. Penyuluhan dan pencegahan
terhadap penyebaran penyakit menular. Revitalisasi sarana dan
peningkatan kualitas kader Posyandu sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan.
Bidang pekerjaan umum, masih dijabarkan
Kunti, pada ruas jalan nasional dari total 9,01 kilometer, kondisi
mantap ada 8,01 kilometer dan kondisi tidak mantap hanya 0,50 kilometer.
Ruas jalan yang statusnya milik provinsi totalnya ada 48,75 kilometer,
kondisi mantap 44,30 kilometer dan tidak mantap 4,45 kilometer.
Sedangkan 539,707 kilometer radius ruas jalan kota, yang kondisinya
mantap tercatat 501,535 kilometer dan kondisi tidak mantap 38,172
kilometer.
Terkait dengan status jalan lingkungan
di Kota Tangerang Selatan yang jumlahnya mencapai 407,76 kilometer. Pada
2010 telah dilakukan peningkatan jalan sepanjang 42,4 kilometer, 2011
mencapai 131,6 kilometer, 2012 telah diperbaiki 133,5 kilometer, 2013
ada 100,3 kilometer dan 2014 ruas jalan lingkungan yang diperbagus 42,2
kilometer.
“Dari total 141 titik jembatan, yang
kondisi baik ada 118 lokasi, rusak ringan 19 dan rusak berat 4 titik
lokasi,” utara Kunti. Sedangkan pembangunan drainase, turap dan
normalisasi saluran air, pada 2011 telah dilaksanakan di 44 lokasi
dengan total anggaran Rp 17 miliar lebih.
Pada 2012 normalisasi di 167 lokasi
dengan total anggaran sebanyak Rp 56 miliar. Tahun anggaran 2013
dikucurkan dana sebesar Rp 41 miliar yang kegiatan normalisasi tersebar
di tujuh kecamatan. Pada 2014 dibangun 8 jembatan, perbaikan dan
pemeliharaan jembatan, normalisasi drainase di 187 lokasi.
Program pengentasan kemiskinan, kini
masih terdapat 20.057 masyarakat miskin atau 1,5 persen kategori sangat
miskin yang memiliki penghasilan di bawah Rp 666.000 per bulan. Angka
garis kemiskinan di Kota Tangerang Selatan pada 2011 dan 2013 telah
turun menjadi 1,3 persen.
Ada sejumlah program penanggulangan
kemiskinan yang telah dilaksanakan, yakni mengatasi pengangguran dengan
padat karya. Peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan usaha kecil.
Program bedah rumah, pemberian bantuan usaha, pelatihan-pelatihan dan
keterampilan, PNPM Mandiri dan lain-lain.
Selain itu juga mengarahkan kepada para
dunia usaha atau perusahaan swasta agar dapat memberikan bantuan
tanggungjawab sosial terhadap lingkungan sekitar atau CSR. Mereka
diarahkan dapat memberikan beasiswa bagi warga miskin berprestasi dapat
mengenyam pendidikan sampai Perguruan Tinggi yang ada di Kota Tangerang
Selatan.
“Soal penghargaan sudah banyak yang
diperoleh. Seperti dalam sebulan ini saja, Ibu Walikota menerima
penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya kategori Madya, penghargaan Karta
Adhi Dharma dan Daerah Tertib Ukur 2014,” tutup Kunti.
Safari pembangunan dimulai di Kecamatan
Ciputat dan pada hari yang sama bergeser ke Kecamatan Ciputat Timur.
Hari berikutnya Kecamatan Setu, lalu Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan
Serpong Utara, Kecamatan Serpong, dan terakhir di Kecamatan Pamulang.
Para Camat menghadirkan unsur-unsur yang ada di masyarakat seperti Tokoh
Masyarakat, Para Ketua RW dan RT, Kader Kesehatan dan Pos Yandu, Tokoh
Pemuda yang rata-rata berjumlah 300-an orang.(bpti-ts)
Untuk diketahui, Safari Pembangunan
Pemkot Tangsel ini dilakukan setiap tahun jelang tutup tahun. Kegiatan
yang dihadiri seluruh Kepala SKPD di Pemkot Tangsel ini untuk menyaring
aspirasi dan menyampaikan program yang akan, sedang dan sudah
dilaksanakan pemerintah daerah.(Red)
Baca Berita lain :

UKW 2018