Workshop Peningkatan Pemahaman Multikultur Bagi Penyuluh Agama

Workshop Peningkatan Pemahaman Multikultur Bagi Penyuluh Agama

Palangkaraya,citranewsindonesia,— Kerukunan antar umat beragama merupakan hal yang sangat penting untuk dibina dan terus dipelihara demi keutuhan bangsa Indonesia. Agama tidak boleh menjadi pemecah karena sebelum masuknya agama yang membedakan cara berkeyakinan, rakyat Indonesia telah memiliki pondasi persamaan yang kuat yaitu tradisi dan budaya yang diwariskan oleh para leluhur. 
Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah untuk secara terus-menerus memelihara kerukunan antar umat beragama. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan melaksanakan Workshop Peningkatan Pemahaman Multikltur Bagi Penyuluh Agama. Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Tengah (Kemenag Provinsi Kalteng) sedang melaksanakan workshop tersebut.
Kegiatan yang akan berlangsung selama 3 (tiga) hari itu telah dibuka pada hari Selasa (11/10/2016) pukul 19.30 di Aula Asrama Haji Al Mabrur, Jl. G. Obos Palangka Raya. Acara pembukaan workshop tersebut berlangsung dengan khidmat karena selain diawali dengan doa sebagai wujud nyata kepercayaan kepada Tuhan, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan  yang menjadi perekat kebersatuan seluruh peserta sebagai satu bangsa. Acara tersebut dihadiri oleh para penyuluh agama dari berbagai kabupaten di Kalimantan Tengah.
Dalam laporannya, H. Sujono sebagai Ketua Panitia Workshop menyampaikan bahwa  tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai upaya penyegaran kembali betapa pentingnya peran penyuluh agama sebagai  pengayom kerukunan antar umat beragama. Setelah workshop ini diharapkan agar para penyuluh agama yang ada dilingkungan Kemenag Provinsi Kalteng menjadi penyuluh agama yang intelek, sebagai teladan yang baik, memiliki sikap yang jujur dan memiliki kesabaran yang kuat dalam menghadapi masalah-masalah provokatif.
Selanjutnya, dalam sambutannya, H Abdul Halim H Ahmad, Kakanwil Kemenag Provinsi Kalteng menyampaikan bahwa para penyuluh agama yang mengikuti workshop ini harus menjadi komunikator antarpemuda agama, menjadi pelopor/contoh harga menghargai antar pemuda lintas agama dan berperan aktif dalam menginventarisasi kearifan lokal yang ada di Kalimantan Tengah.
Diharapkan, workshop berlangsung selama 3 (tiga) hari itu (12-14) dapat bermanfaat menjadi ajang diskusi bersama bagi para penyuluh agama demi mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang telah dibangun dan dirintis oleh para pendahulu bangsa ini. (fh)
Facebook Comments
DAERAH NEWS