Insiden Di ISTA, Mahasiswa Beberkan Kronologinya

Insiden Di ISTA, Mahasiswa Beberkan Kronologinya

Jakarta,Citraindonesianews–Insiden yang terjadi di Yayasan Institut Sains dan Teknologi Al kamal (ISTA)
dinilai mengandung unsur premanisme. Seperti yang digembor-gemborkan oleh salah
satu karyawan Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah) yang masih dalam satu
naungan  yayasan merupakan celoteh yang ingin mengadu domba seluruh elemen
ISTA. Hal itu disampaikan oleh saksi mata yang juga Mahasiswa ISTA.
“kejadian
berawal saat penahanan wakil rektor 3 ISTA pada hari selasa (17/2) kemarin. Di
gerbang utama oleh pihak Dikdasmen melalui tim keamanannya, pada saat kejadian
tersebut security ISTA berusaha melindungi wakil rektor 3 dengan berupaya
melakukan negoisasi dengan tim keamanan Dikdasmen”, papar Mahasiswa yang enggan
disebutkan namanya kepada media. Minggu
(22/2).
Setelah
bernegosiasi, kata dia, antar kedua belah pihak akan tetapi tidak menemui titik
terang sehingga security ISTA terpaksa mengalah demi menghindari kekisruhan
yang mungkin bisa terjadi. Pihak Dikdasmen beserta tim keamanan menahan wakil
rektor 3 sampai malam hari.
“Tidak
sekedar itu saja, pada siang hari sekitar pukul 13.00 Wib pihak Dikdasmen
menerobos paksa naik sambil mengelilingi area kampus ISTA, ada upaya pihak
Dikdasmen untuk menduduki dan ingin mengambil alih secara paksa dengan berusaha
melakukan tindakan pengrusakan dengan mencongkel jendela ruang rektor bahkan
sempat terjadi kontak fisik terhadap karyawan ISTA dengan mendorong hingga
terjatuh. Sebelumnya sempat dihadang oleh security ISTA namun pihak Dikdasmen
berhasil naik ke ruangan rektor yang berada di lantai 3”, jelasnya
Lanjut
dia, atas rentetan peristiwa tersebut, mahasiswa, dosen, staff rektorat dan
karyawan ISTA merasa terganggu dalam kegiatan belajar mengajar menjadi
tertunda. Agar tidak kembali terulang peristiwa tersebut, pihak rektorat ISTA
memperketat keamanan yakni dengan menambah sejumlah security.
“sebenarnya
security ISTA sudah bertindak secara baik-baik dengan persuasif dan preventif
dalam menangani masalah tersebut akan tetapi tim keamanan beserta karyawan
dikdasmen terkesan anarkis dan tidak bisa diajak berdamai”, tuturnya.
Seperti
dikutip di laman Kompas.com, Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat
Reskrim) Polres Metro Jakarta Barat Inspektur Satu Slamet menuturkan, insiden
yang terjadi di Institut Sains dan Teknologi Al Kamal, Sabtu (21/2) adalah
masalah internal. Hal itu merupakan masalah lama yang kini mencuat kembali
dengan puncaknya penyerangan pada Sabtu (21/2) sore.
Menurut
Slamet, kejadian yang menimpa institusi pendidikan TK hingga perguruan tinggi
berbeda dengan yang diceritakan oleh karyawan yang mengalami langsung kejadian
itu di sana. Slamet berujar bahwa tidak ada preman yang menduduki dan menyerang
karyawan di sana. (Red/Jef)
Facebook Comments
NEWS