Satpol PP Tangerang Selatan Belum Bisa Atasi Permasalahan PKL

Satpol PP Tangerang Selatan Belum Bisa Atasi Permasalahan PKL

Tangsel,citraindonesianews.com– Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangsel belum mampu
mempunyai program untuk mengatasi permasalahan Pedagang kaki Lima (PKL).
Selama ini, banyak keluhan dari masyarakat yang menilai PKL membuat
kemacetan dan kesemrawutan. Terutama PKL di pasar tradisional.


Kepala Satpol PP Kota Tangsel Azhar
Syamun Rakhmansyah mengatakan permasalahan Pedagang Kaki Lima (PKL) di
Kota Tangsel khususnya di Pasar Ciputat dan Pasar Serpong dinilai
kompleks. Satpol PP sendiri, sebagai garda terdepan penertiban seolah
kehabisan solusi untuk menangani permasalahan tersebut.

“Penertiban PKL ini kan urusannya,
soal urusan ‘perut’. Kita kasar salah, lemah juga salah, karena pasti
tidak akan didengar,” ungkapnya.

Kata dia, meskipun, saat ini terus
dilakukan penertiban. Tetapi upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Usai
penertiban, PKL tetap saja berjualan di lokasi yang dilarang. Selain
itu, ada sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) yang membekingi PKL.
Sehingga, petugas Satpol PP saat penertiban kerap dihadapkan dengan
ormas.

“Kendala dilapangan itu sangat
kompleks. Karena masalah perut. Jadi saat ini kami tetap melakukan
penertiban dengan cara persuasif,” katanya.

Menurutnya penertiban PKL sangat
mudah. Hanya saja dengan alasan kemanusiaan, bingung mau ditempatkan di
mana PKL tersebut setelah ditertibkan nantinya. Soalnya, hingga saat ini
pihak Pemkot belum mempunyai tempat penampungan untuk PKL.

“Harusnya ada tindak lanjut dari SKPD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait setelah PKL itu kami tertibkan,
karena setelah ditertibkan mereka (PKL) bukan ranah kami lagi, tapi SKPD
lain,” terang mantan Sekretaris KPU itu.

Asda III Pemkot Tangsel Nurslamet
menurutkan permasalahan PKL di dua pasar tersebut kompleks lantaran saat
ini aset pasar itu belum diserahkan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Tangerang, selaku daerah induk. Hal ini menjadi jendala Pemkot Tangsel
melakukan penertiban secara menyeluruh.

“Setelah aset diserahkan, kami punya
program penataan pasar. Nantinya, pasar yang ada akan dipagari dan bahu
jalan kawasan pasar disterilkan dari PKL. Pintu masuk pasar pun akan
dibuat satu pintu,” terang mantan Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman (DKPP) itu.
Rencana tersebut, sambung Nur sudah
diterapkan Pemkot Surabaya dalam menata pasarnya. PKL-PKL yang tadinya
memenuhi badan jalan, terpaksa masuk ke dalam pasar lantaran lingkungan
pasar dipagari.

“Ini juga efektif, cuma perlu waktu lama untuk mengubah pola pemikiran pedagang ini,” ucapnya.(DT/YH)

Facebook Comments
NEWS TANGERANG SELATAN